Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Habibie Tak Layak Dicalonkan

Publik melihat kasus rekaman telepon Habibie-Ghalib sebagai skandal politik. Mereka menuntut pertanggungjawaban Habibie dan menolak pencalonannya sebagai presiden.

8 Maret 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FRAKSI Persatuan Pembangunan tak salah langkah. Niat mereka untuk memanggil Presiden Habibie dan Jaksa Agung Andi Ghalib ke Senayan, sehubungan dengan bocornya percakapan telepon soal pemeriksaan mantan presiden Soeharto, didukung oleh mayoritas responden jajak pendapat TEMPO. Publik amat meyakini keaslian rekaman itu. Karena itu, bagi mereka, langkah terpenting yang harus diambil adalah menyelidiki substansi percakapannya, bukan hanya seperti yang dilakukan pemerintah, yang cuma getol mengusut pelaku penyadapan dan memanggili para pemimpin redaksi media massa. Buat responden, kaset itu adalah bukti telanjang sandiwara pemeriksaan Soeharto. Tak berlebihan kalau banyak orang jadi jengkel alang-kepalang. Di mata publik, jika rekaman itu terbukti otentik, karir Ghalib agaknya cuma sampai di sini. Sebagian terbesar memintanya agar ia mengundurkan diri. Lebih dari itu, ada yang menuntut agar Ghalib dipecat, bahkan dikenai sanksi hukum. Terhadap Presiden Habibie, sikap responden lebih lunak. Ia dipersilakan tetap duduk di kursi presiden sampai tiba waktunya mempertanggungjawabkannya di hadapan Sidang Umum MPR. Publik tampaknya cukup bijak. Rupanya, Habibie masih tetap dibutuhkan untuk kelangsungan pemilu yang sudah di ambang pindu. Jika Habibie jatuh di tengah jalan, situasi justru akan lebih runyam. Cuma, jangan keburu senang, Bung Rudy. Skandal ini tak ayal lagi mengempaskan kredibilitas Habibie ke titik nadir. Di mata publik, calon kuat presiden dari Golkar ini tak lagi bisa dipercaya. Habibie benar-benar kesrimpet. Sebelum heboh kasus ini, setengah responden masih menaruh kepercayaan terhadapnya. Tapi sekarang mereka ramai-ramai menarik dukungannya, seperti halnya sikap sepertiga responden yang sejak awal memang sudah tidak mempercayainya. Jadi, jika mengikuti pendapat umum menurut jajak pendapat dengan metodologi ketat ini, Habibie pun harus mulai berhitung hari. Hari-harinya di Istana agaknya cuma sampai Sidang Umum MPR hasil pemilu. Soalnya, publik telah menolaknya dan tidak akan mendukung pencalonannya sebagai presiden berikutnya. Entahlah jika situasi berubah, karena soal presiden nanti tentulah tergantung hasil pemilu.

Karaniya Dharmasaputra


INFO GRAFIS
Apakah rekaman telepon itu otentik?
Percaya60%
Ragu-ragu31%
Tidak percaya5%
Tidak tahu4%
 
Jika hal itu terbukti, tindakan terhadap Habibie
Mempertanggungjawab-kan di MPR66%
Mengundurkan diri20%
Tidak ada4%
Tidak tahu10%
 
Sikap atas pencalonan Habibie sebagai presiden
Jangan dicalonkan lagi58%
Boleh dicalonkan tapi tidak mendukung29%
Tetap dicalonkan dan mendukung6%
Tidak tahu7%
 
Jika hal itu terbukti, tindakan Habibie terhadap Ghalib
Mengundurkan diri38%
Dipecat27%
Dikenai sanksi hukum24%
Tidak ada4%
Tidak tahu7%
 
Tingkat kepercayaan terhadap Habibie
Dulu percaya, sekarang tidak50%
Sejak dulu tidak percaya28%
Masih percaya10%
Dulu tidak, sekarang percaya1%
Tidak tahu11%
 
Tindak lanjut terpenting
Mempersoalkan materi pembicaraan63%
Mengusut pelaku panyadapan28%
Memeriksa pers yang memberitakannya4%
Tidak tahu8%
 
Apa yang harus dilakukan DPR?
Segera meminta kete-rangan Habibie dan Ghalib tentang materi percakapan64%
Menunggu dulu penyelidikan pemerintah21%
Mempercayakan penye-lidikan kepada pemerintah8%
Tidak tahu7%
 
Pandangan atas materi percakapan
Bukti ketidakseriusan memeriksa Soeharto51%
Percakapan biasa presiden dan pembantunya21%
Presiden menyalahgunakan kekuasaan terhadap lawan politiknya10%
Lain-lain12%
Tidak menjawab6%
 

Metodologi jajak pendapat ini:

Penelitian ini dilakukan oleh Majalah TEMPO bekerja sama dengan Insight. Pengumpulan data dilakukan terhadap 499 responden di lima wilayah DKI pada 24 Februari hingga 2 Maret 1999. Dengan jumlah responden tersebut, tingkat kesalahan penarikan sampel (sampling error) diperkirakan 5 persen.

Penarikan sampel dilakukan dengan metode random bertingkat (multistages sampling) dengan unit kelurahan, RT, dan kepala keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan kombinasi antara wawancara tatap muka dan melalui telepon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum