Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah keputusan Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi saat ini sudah tepat?
|
||
Ya | ||
77% | 1.363 | |
Tidak | ||
21,1% | 373 | |
Tidak Tahu | ||
1,9% | 34 | |
Total | (100%) | 1.770 |
Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi direspons positif oleh sebagian masyarakat. Dalam jajak pendapat di Tempo.co, sebanyak 1.363 dari 1.770 responden, atau 77 persen, menyatakan keputusan Presiden Joko Widodo memangkas subsidi BBM dan menaikkan harga Rp 2.000 per liter saat ini sudah tepat. Sedangkan 373 (21,1 persen) peserta polling berpendapat waktunya tidak pas dan 34 orang (1,9 persen) memilih tidak tahu. Suara yang mendukung itu kebetulan senada dengan pendapat kalangan pengusaha, yang sejak jauh hari ingin pemerintah memotong subsidi BBM. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi berujar, jika harga bahan bakar bersubsidi tak didongkrak tahun ini, beban fiskal akan jebol pada tahun berikutnya. "Naik sekarang biar tenang di tahun depan," ucapnya. Politikus Hanura, Dossy Iskandar, mengatakan siapa pun yang menjadi presiden—apakah Jokowi atau Prabowo Subianto—pasti memangkas subsidi ini. "Karena memang tidak bisa tidak," katanya. Yang penting, menurut dia, bagaimana pemerintah mengelola pengalihan subsidi BBM dengan baik. Pada masa kampanye pemilihan presiden, Juni lalu, kubu pasangan Prabowo-Hatta Rajasa memang menyebut pula soal kenaikan harga BBM. Anggota tim sukses pasangan ini, Al-Hilal Hasbi, misalnya, mengatakan mereka akan menaikkan harga bensin Premium menjadi Rp 12 ribu per liter jika terpilih. Setelah Jokowi menyunat subsidi, rupanya justru para politikus pendukung Prabowo memilih melupakan janji itu. Mereka malah menggalang upaya untuk mengajukan hak interpelasi kepada Presiden Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 29 November 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |