Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia kini punya satu lagi guru besar pakar kerapuhan tulang (osteoporosis). Ichramsjah A. Rachman, Sabtu (5/6) lalu, dikukuhkan menjadi guru besar tetap dalam ilmu obstetri dan ginekologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ichramsjah memang dokter yang peduli pada masalah kerapuhan tulang. Dia telah menekuni masalah ini selama 27 tahun sejak baru menjadi staf pengajar Fakultas Kedokteran UI.
"Masalah usia lanjut dan osteoporosis semakin menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia," kata Ichramsjah dalam pidato pengukuhan jabatan guru besarnya yang berjudul "Osteoporosis Primer pada Wanita Pasca-Menopause (Peranan Hormon Estrogen Menjelang Usia Lanjut)".
Masalah ini, tutur doktor lulusan UI itu, muncul karena usia harapan hidup semakin meningkat. Di Indonesia, misalnya, pada tahun 2000 usia harapan hidup meningkat 15,75 persen. Itu artinya populasi orang tua akan semakin banyak, risiko terkena kerapuhan tulang pasca-menopause juga akan semakin meningkat. "Pada 2015 nanti jumlah orang yang terkena patah tulang karena osteoporosis akan mencapai 352 ribu. Dan biaya yang harus dikeluarkan untuk menangani mereka adalah US$ 3,2 juta (Rp 30,4 miliar)."
Atas pertimbangan itulah Ichramsjah dan para dokter osteoporosis kini sibuk mengampanyekan penyuluhan kepada orang-orang usia lanjut. Mereka juga sedang mengumpulkan data kerapuhan tulang dari berbagai provinsi. "Sayang sekali harga alat pengetesnya kelewat mahal," ujar mantan Wakil Direktur Pelayanan Medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu.
"Kalau mau main mata dengan Megawati, dari sekarang saja, tidak usah susah-susah dan mengeluarkan banyak energi."
Hamzah Haz di Bogor, Jumat (11/6), menanggapi tudingan Wakil Ketua Umum PKB, Mahfud Md., bahwa majunya Hamzah sebagai calon presiden adalah untuk menjegal Amien Rais dan melicinkan langkah Megawati.
"Sekarang tidak ada tempat yang aman bagi mereka (untuk) terus melancarkan kegiatan seperti itu."
Menteri Luar Negeri Noer Hassan Wirajuda kepada para wartawan di Jakarta, Kamis (17/6), menanggapi penangkapan pemimpin Gerakan Aceh Merdeka, Hasan Tiro, di Swedia.
TEMPO DOELOE
21 Juni 1945
Melalui pertempuran dahsyat berhari-hari, pasukan Amerika akhirnya menguasai Pulau Okinawa, 500 kilometer sebelah selatan Tokyo. Inilah pulau yang sangat penting untuk batu loncatan penyerbuan ke Jepang. Sedikitnya 90 ribu prajurit Jepang dan 7.000 tentara Amerika tewas dalam palagan ini.
22 Juni 1941
Atas komando Hitler, ribuan tentara Jerman menyerbu Uni Soviet dan menguasai Leningrad. Penyerbuan ini mementahkan pakta non-agresi yang ditandatangani Jerman dan Uni Soviet.
23 Juni 1993
Ingat Lorena Bobbitt, ibu rumah tangga biasa yang membuat para suami sedunia ngeri? Pada tanggal ini, Lorena memotong penis suaminya, yang sedang tidur lelap setelah memerkosa dirinya. Untunglah, potongan penis itu bisa disambung lagi.
24 Juni 1901
Pablo Picasso muda, masih berumur 19 tahun, menggelar pameran pertamanya di galeri bergengsi di Rue Lafitte, Paris. Saat itu, pelukis asal Malaga, Spanyol, ini belum dikenal sama sekali di luar tanah airnya.
25 Juni 1994
Fernando Caceres, gelandang tim sepak bola Argentina, mencetak gol Piala Dunia ke-1.500.
26 Juni 1945
Setelah kegagalan Liga Bangsa-Bangsa, 50 perwakilan bangsa-bangsa dunia menandatangani Piagam PBB di San Francisco, Amerika Serikat. Dengan penandatanganan ini, Perserikatan Bangsa-bangsa dikukuhkan sebagai badan dunia yang bertugas menjaga perdamaian. Sidang umum pertama PBB berlangsung di London pada 10 Januari 1946.
27 Juni 1957
Laporan penelitian Dewan Riset Medis Pemerintah Inggris memastikan bahwa rokok adalah penyebab langsung kanker paru-paru. Hasil riset yang mengejutkan ini toh tak mengurangi hasrat orang untuk merokok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo