Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda yakin kesepakatan Jokowi dengan Zuckerberg untuk memajukan UKM melalui Facebook berjalan mulus?
(13-23 Oktober 2014) |
||
Ya | ||
58,6% | 524 | |
Tidak | ||
32,6% | 291 | |
Tidak Tahu | ||
8,8% | 78 | |
Total | (100%) | 893 |
Bos perusahaan jejaring sosial Facebook, Mark Zuckerberg, berkunjung ke Indonesia pada 13 Oktober lalu. Miliarder berusia 30 tahun ini menemui Joko Widodo—ketika itu masih preÂsiÂden terpilih—di Balai Kota Jakarta selama sekitar 45 menit. Zuckerberg menyatakan terÂtaÂrik menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam meningkatkan akses Internet murah. "Membantu mereka terhubung, meningkatkan bisnis, dan membuka lapangan kerja baru," katanya. Zuckerberg juga mengajak pemerintah Indonesia meningkatkan penetrasi Internet, termasuk membantu memberi solusi atas kendala infrastruktur dasar dan efisiensi data cost melalui program internet.org. "Kami banyak berfokus membicarakan rencana ekonomi Jokowi," katanya. Ia yakin kemajuan ekonomi merupakan faktor penting untuk mendukung pemerataan Internet. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan Internet sangat tinggi. Jumlah pengguna Facebook di Indonesia saja sekitar 70 juta orang. "Internet bisa digunakan untuk membuka lapangan kerja, membangun bisnis, berkomunikasi dengan pelanggan, serta membuat inovasi baru." Jokowi mengaku akan mengkaji rencana tersebut. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan akan mempertimbangkan platform buatan dalam negeri, seperti Kaskus, untuk menjadi alat penyebar informasi. "Dalam pertemuan dengan Mark tadi, kita sudah sama-sama membahas pemanfaatan Facebook di Indonesia," kata Jokowi. Menurut dia, penggunaan Facebook akan diarahkan untuk keperluan meningkatkan berbagai jenis usaha kecil dan menengah di Indonesia. "Dia sudah bersedia membantu kita," Jokowi berujar. Namun tak semua senang terhadap kerja sama ini. Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia, Ade Armando, mengatakan sebuah situs berita menuding kedatangan Zuckerberg itu memiliki kepentingan menebar pengaruh Yahudi. "Tak boleh berpikir sempit, dong. Bangsa ini jangan diprovokasi terus, apalagi dengan isu rasis," ucap Ade. Ade sependapat, kedatangan Zuckerberg harus dimanfaatkan agar jebolan Harvard University itu mau membuka layanan server di Indonesia supaya ada dampak ekonomi yang dirasakan warga. Begitu pula dengan 524 orang dari 893 responden yang mengikuti survei di situs Tempo.co. Sebanyak 58,6 persen responden menyatakan yakin kesepakatan yang dibuat Presiden Joko Widodo dengan Mark Zuckerberg untuk memajukan UKM akan berjalan mulus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 25 Oktober 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |