Israel-Palestina (I)

PERTAMA, bagaimana mungkin kita mengutuk Israel atau membela Palestina atas dasar solidaritas Islam, mengingat lebih dari 40 persen bangsa Palestina adalah nonmuslim? Kedua, bila ingin suara kita berpengaruh terhadap soal-soal internasional, bukankah lebih efektif kalau semua energi yang selama ini dikeluarkan (berupa seminar, talk show, demonstrasi, dan lain-lain) untuk mengurus mereka lebih diarahkan dulu untuk memperkuat bangsa kita sendiri dan menyelesaikan soal-soal antara kita sendiri, yang tidak jarang mencakup juga soal pembantaian yang mirip-mirip antara Israel dan Palestina itu? Kalau semua itu tidak kita jawab, saya khawatir kita hanya menjadi bahan tertawaan bangsa lain, lepas dari benarnya suara kita. MARCO KUSUMAWIJAYA Jakarta