Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TRAGEDI pengeboman brutal yang mengguncang Bali, Indonesia, dan seluruh dunia kini telah menjadi ancaman terciptanya sebuah benturan peradaban. Meskipun siapa pelaku dan dalangnya belumlah terang, makin jelas bahwa seluruh masyarakat Indonesia malah telah ditempatkan sebagai tersangka.
Dalam situasi yang masih serba membingungkan ini, di mana adanya keterkaitan antara sang teroris pembunuh dan umat Islam Indonesia masih perlu dibuktikan, sangat penting bagi kita semua untuk menghindarkan sikap yang selalu menghubung-hubungkan pengutukan atas pembantaian di Bali dengan tindakan mencela muslim Indonesia. Meskipun di dalamnya terdapat sejumlah kelompok radikal, masyarakat muslim Indonesia sejatinya memiliki tradisi damai, moderat, bahkan termasuk yang paling toleran.
Kecenderungan yang selalu mengaitkan muslim Indonesia dengan berbagai manuver yang bertujuan menggoyang stabilitas, seperti lewat pengeboman Bali itu, punya risiko. Jangan-jangan kita semua justru tengah memberikan alasan terbaik bagi mereka yang tengah mengail di air keruh dengan berupaya memprovokasi peperangan dan kesalahpahaman baru.
Guido Corradi
(Docent ISIAO, Milan)
Elena Dell’Agnese
(Universitas Docent, Milan)
Marina Forti
(jurnalis, Roma)
Emanuele Giordana
(jurnalis, Roma)
Francesco Montessoro
(Universitas Docent, Milan)
Giulio Soravia
(Universitas Docent, Bologna)
Antonia Soriente
(peneliti, Jakarta)
Antonio Onorati
(Crocevia, Roma)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo