Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Kaca Oom Jack

Industri rumah, nusantara glas, yang bergerak di bidang kaca mobil terdapat di sunter, ancol. Mampu memenuhi permintaan kecil-kecilan.

16 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIA tidak pasang papan reklame. Apalagi iklan di koran. Biarpun begitu namanya cukup beken. Paling tidak di kalangan mereka yang membutuhkan kaca baru buat mobilnya. Jack Karundeng - biasa dipanggil oom Jack memiliki sebuah industri rumah secara kecil-kecilan. Usahanya itu dia beri nama Nusantara Glas. Pekerjaan pokok: mendandani mobil - yang karena sebab apa saja - pecah kacanya. Bagi mereka yang tidak terlalu menggantungkan harapan pada barang impor, kaca buatan oom Jack ini lumayanlah. Buatannya dan juga harganya. Lagi Top "Buatan oom Jack memang lagi top sekarang ini". kata Piet Pontoh. Piet, Bernard Wayong dan entah mengapa kok orang Kawanua semuanya, saling setuju bahwa oom Jack ini memang mempunyai keahlian untuk melengkungkan kaca ke arah mana saja yang dia maui. Sebab membakar kaca ini tak bisa sembarangan. Salah-salah kaca tidak mau ditekuk dan bahkan pecah jadinya. Karena itu oom Jack dengan nada merendah berkata: "Pekerjaan ini gampang-gampang susah". Si oom yang satu ini sebegitu jauh lestari usahanya selama lima tahun terakhir. Dia juga diangkat sebagai kepala RT di kawasan situ. "Pernah ada yang coba-coba", sambung Piet Pontoh, "tapi usahanya gulung tikar. Habis, kaca yang dibuatnya pecah melulu. Perusahaan oom Jack dan kawan-kawannya ini memang cukup sederhana. Di sebuah kampung Sunter bilangan Ancol, ada sebuah jalan kecil. Di mulut gang tersebut biasanya berkumpul beberapa abang becak menunggu rezeki. Tanya saja di mana rumah oom Jack, mereka akan menunjuk ke sebuah rumah di mulut gang yang lain. Rumah oom Jack dan penduduk sekitarnya. tidak besar. Beratap genteng berdinding bambu, tegaklah sebuah rumah yang bertetangga dengan empang mati karena sesak ditimbun sampah. Dalam rumah itu ada dua buah tungku besar. Menurut pengakuan oom Jack, tungku ini dibuat seharga Rp 50 ribu. Kalau saja tidak ada api yang menyala, banyak yang mengira tungku ini adalah kubu-kubu di mana tentara Nippon dulu mempertahankan diri. Kayu bakar bertimbun memenuhi dinding rumah. Di kanan kiri tungku, bertengger beberapa bingkai-bingkai besi guna mencetak ukuran kaca. Biasanya dalam panas tungku tertentu, - oom Jack dan kawan-kawannya tidak mengukurnya dengan termometer -- dimasukkanlah kaca yang sudah diapit oleh bingkai besi. Bagaikan ibu-ibu yang sedang memanggang ayam. Dengan ketekunan dan kesabaran, kaca kemudian dia bentuk bagaikan selembar saputangan saja. Bentuk kaca serupa seperti aslinya, tapi sesungguhnya tak sama. Jamin Deh Ilmu membuat kaca mobil ini berasal dari Piet Mamuaya. Di tahun 1960, Piet masih jadi pegawai di sebuah perusahaan mobil di Surabaya. Bernard Wayong mendapatkan pengetahuan tentang kaca lewat seorang Tionghoa yang membuat genting kaca di Bandung. Mereka saling bertemu, bergabung dan mulailah usaha mereka secara mantap di tahun 1966. Diakui oleh Jack Karundeng, bahwa buatan mereka waktu itu belum semantap seperti sekarang. Kaca lebih banyak pecah ketika dibakar. Kalaupun selamat kaca pecah ketika dipasan di mobil Kalau tidak pecah ketika dibakar, juga tetap utuh ketika dipasang di mobil, eh, pecah ketika mobil meluncur. "Sekarang ini saya berani jamin memuaskan. Dan tak kalah dengan yang orisinil", ujar oom Jack. Perusahaan tak perlu lagi diliputi kekhawatiran. Rugi karena rusaknya produksi, bisa ditekan sekecil mungkin. Karena mutunya meningkat, langganan tak perlu dicari lagi. Tambah oom Jack: "Mereka datang sendiri tanpa kami undang. Dan yang datang, turut mempromosikan usaha kami". Pegawainya kini ada sekitar 10 orang. Semakin banyak kaca mobil yang pecah, semakin baik rezeki oom Jack. Rata-rata setiap harinya, dia menerima empat pesanan. Jadi kaya?, Ujar oom Jack lagi yang tampaknya enggan bicara dan suka bekerja: "Bisa saja jadi kaya lewat kaca. Tapi saya tak ada ambisi. Pendapatan kami cukuplah untuk menghidupi kami semua. Kalau kami mendapat lebih, kelebihan itu kami sumbang untuk gereja dan usaha sosial". Rupanya, oom Jack dan kawan-kawannya mempunyai ilmu lain: mendapat banyak, tapi ambil secukupnya saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus