Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sehubungan dengan berita TEMPO edisi 30 Maret-5 April 1999, halaman 71, tentang kepergian Vice Chairman Grup Tirtamas Al Njoo—yang dikaitkan dengan larinya para bankir ke luar negeri sebelum likuidasi diumumkan pada 13 Maret 1999—perlu kami tegaskan bahwa untuk Al Njoo, kasus ini sama sekali tidak benar.
Kejadian yang sebenarnya adalah sebagai berikut. Pada 3 Maret 1999, Al Njoo melakukan tugas perusahaan (Grup Tirtamas) ke luar negeri (Singapura dan Hong Kong), seperti yang sering dilakukan oleh pejabat perusahaan. Grup Tirtamas memiliki jaringan bisnis dan kantor perwakilan di 18 negara, khususnya untuk urusan perdagangan imbal beli, pertemuan dengan mitra asing, agrobisnis, ekspor semen, dan usaha lainnya.
Pada kunjungan tersebut, Al Njoo sengaja tidak membawa laptop---karena Al Njoo tidak selalu lengket dengan komputer atau laptop pribadi dalam setiap kunjungannya ke luar negeri ataupun dalam tugas sehari-hari di dalam negeri—seperti diberitakan TEMPO. Karena itu, dalam kunjungan awal Maret tersebut, Al Njoo memang tidak membawa komputer sama sekali. Ternyata kunjungan dinasnya di luar negeri diperpanjang. Tujuh hari kemudian, kami mengirimkan sebuah laptop untuk Al Njoo karena dia banyak melakukan korespondensi dan komunikasi melalui e-mail. Pada 10 Maret 1999, barulah laptop dikirimkan dengan jasa kurir dan tiba esok harinya di Hong Kong.
Berita TEMPO yang mengatakan bahwa "Saking buru-burunya, laptop pribadi, yang biasanya lengket di tangan, kali itu ketinggalan" sama sekali tidak benar.
Dalam setiap penampilannya, baik di kantor maupun di luar kantor, Al Njoo dikenal sebagai figur yang tidak pernah "terburu-buru, tegang, dan grusah-grusuh" seperti yang diberitakan TEMPO. Penampilannya sangat tenang, dalam keadaan apa pun. Jadi, berita TEMPO tersebut tidak akurat.
Hal lain yang perlu kami tambahkan, peristiwa yang ditulis oleh TEMPO di awal artikel Mencoba Mengadili Para Bankir terlalu didramatisasi. Sebab, kejadian sebenarnya: Al Njoo tidak terburu-buru memasuki ruang duduk pesawat, lalu ketinggalan komputernya. Kejadian sebenarnya adalah yang kami ceritakan di atas. Kami dapat membuktikannya melalui tiket pesawat terbang pada 3 Maret 1999 dan pengiriman laptop setelah satu minggu berlalu, yakni pada 10 Maret 1999, melalui DHL.
Kami berharap berita tersebut dinetralisasi sehingga tidak timbul persepsi bahwa Al Njoo adalah salah seorang yang dikaitkan dengan bankir yang berusaha meloloskan diri ke luar negeri.
Jannus O. Hutapea
General Manager & Head of Corporate Relations Grup Tirtamas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo