Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Waktu berlalu, pemerintahan pun berganti. Kini keluarga Soeharto berbalik menjadi incaran hukum. Satu per satu, dari kakek hingga cucu, dipanggil polisi dan diperkarakan di pengadilan dengan pelbagai kasus. Kemudian, dalam waktu hampir bersamaan, secara berturut-turut, giliran Tata, istri Tommy Soeharto; si sulung dari klan Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana (Tutut); dan terakhir Probosutedjo dijadikan tersangka karena berbagai tuduhan, dari melakukan korupsi sampai menghalangi perintah pengadilan. Sisanya menunggu giliran.
Ada yang curiga, upaya menjadikan satu demi satu anggota keluarga Soeharto sebagai tersangka itu tak lepas dari kericuhan politik yang tengah berkecamuk. Presiden Abdurrahman Wahid tengah berdiri di tubir jurang kekuasaannya. Maklum, setelah mendapat memorandum dari DPR, ia menuai desakan mundur dari elemen-elemen masyarakat, juga serangan lawan politiknya. Bekas Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama ini harus memperkukuh pijakan politiknya supaya tak tergelincir. Salah satunya, ia harus meraih simpati publik. Dan menyeret anggota keluarga Soeharto ke pengadilan adalah kuncinya.
Kecurigaan itu bukan tanpa alasan. Korupsi, kalaupun benar terjadi, yang akan diusut pemerintah sudah berlangsung lama. Kasus Probosutedjo, misalnya, terjadi pada 1996, dua tahun sebelum Soeharto lengser. Mengapa baru sekarang pemerintah sibuk? Apakah karena baru sekarang aparat hukum menemukan bukti baru atau karena alasan lain? Benarkah sinyalemen ini? Bagaimana responden jajak pendapat TEMPO melihat fenomena tersebut?
Sebagian besar responden setuju anggota keluarga Soeharto dijadikan tersangka tindak pidana korupsi karena secara hukum memang layak. Jawaban ini memperlihatkan bahwa tampaknya pada titik ini responden memisahkan urusan hukum dan politik. Dengan kata lain, di luar urusan politik, peserta jajak pendapat menduga Keluarga Cendana memang telah melanggar hukum.
Namun, rata-rata peserta jajak pendapat menunjuk dua alasan politis mengapa baru sekarang keluarga penghuni Jalan Cendana, Jakarta, itu dijadikan tersangka. Responden melihat perubahan status hukum itu sebagai upaya Presiden Abdurrahman mengalihkan perhatian publik dari isu memorandum dan mendongkrak citra. Di mata responden, keluarga Soeharto tak lebih dari sekadar komoditi politik Gus Dur.
Sikap responden ternyata konsisten. Lebih dari separuh melihat upaya pemerintah menyeret keluarga Soeharto sebagai langkah politik Presiden Abdurrahman yang sedang terdesak setelah memorandum melayang kepadanya. Itu sebabnya responden juga tak yakin pemerintah akan mengusut tuntas kasus korupsi yang melibatkan anggota keluarga Soeharto. Kenyataan memang menunjukkan banyak kasus anak Cendana yang tak sampai ke pengadilan (baca TEMPO Edisi 26 Februari-4 Maret 2001, halaman 23).
Walhasil, karena sekadar trik politik dan bukan karena keseriusan menegakkan hukum, responden pun tak yakin Presiden Abdurrahman akan sungguh-sungguh memberantas korupsi seperti yang pernah dijanjikannya. “Sebentar lagi, berita tentang Keluarga Cendana pasti juga hilang, diganti isu lain yang lebih menarik,” kata Lilis Cahyani, 37 tahun, warga Cempakaputih, Jakarta Pusat.
Wicaksono
Apakah Anda setuju bahwa secara hukum anggota keluarga Soeharto memang layak menjadi tersangka tindak pidana korupsi? | |
Ya, setuju | 87% |
---|---|
Tidak setuju | 13% |
Menurut Anda, mengapa baru sekarang keluarga Soeharto dijadikan tersangka? | |
Karena baru sekarang kejaksaan punya bukti kuat | 42% |
Untuk mengalihkan perhatian publik dari isu memorandum | 38% |
Untuk mendongkrak citra Presiden Abdurrahman Wahid | 31% |
Itu hanya soal waktu dan tak ada hubungannya dengan politik | 20% |
Tidak tahu | 12% |
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban | |
Apakah Anda setuju bahwa penetapan keluarga Soeharto sebagai tersangka hanya sebagai langkah politik Presiden Abdurrahman Wahid yang sedang terdesak oleh memorandum? | |
Ya, setuju | 55% |
Tidak setuju | 45% |
Apakah Anda yakin Presiden Abdurrahman Wahid akan serius dan sungguh-sungguh memberantas korupsi seperti yang pernah dijanjikannya? | |
Ya | 41% |
Tidak | 59% |
Apakah Anda yakin pemerintah akan mengusut tuntas kasus korupsi yang melibatkan anggota keluarga Soeharto? | |
Ya | 42% |
Tidak | 58% |
Metodologi jajak pendapat :
MONITOR juga ditayangkan dalam SEPUTAR INDONESIA setiap hari Minggu pukul 18.30 WIB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo