Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah reaksi kemarahan Presiden Yudhoyono terhadap pemerintah Australia soal penyadapan sudah tepat?
|
||
Ya | ||
52,3% | 450 | |
Tidak | ||
43,9% | 377 | |
Tidak Tahu | ||
3,8% | 33 | |
Total | (100%) | 860 |
Yahoo Indonesia
Apakah reaksi kemarahan Presiden Yudhoyono terhadap pemerintah Australia soal penyadapan sudah tepat?
|
||
Ya | ||
51% | 722 | |
Tidak | ||
32% | 453 | |
Tidak Tahu | ||
17% | 234 | |
Total | (100%) | 1.409 |
Skandal penyadapan Australia terhadap pejabat Indonesia terkuak setelah harian Inggris, Guardian, dan kelompok Fairfax Media Australia melansir berita bahwa Australian Signal Directorate menyadap percakapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan sejumlah menteri pada 2009. Informasi ini didasari dokumen yang dibocorkan mantan analis badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency, Edward Snowden. Presiden Yudhoyono mengatakan penyadapan yang diduga dilakukan Australia mencederai kemitraan strategis dengan Indonesia. Dia menyayangkan pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang dinilai menganggap remeh skandal ini. "Tanpa rasa bersalah," demikian kutipan dari akun Twitter @SBYudhoyono. Indonesia menarik duta besar dan menghentikan sejumlah kerja sama dengan Australia. Yudhoyono melayangkan surat protes. Abbott membalas dengan surat yang menyatakan penyesalan mendalam serta meminta hubungan Australia dan Indonesia tetap terjalin. Namun tak ada permohonan maaf dari Abbott. Reaksi keras Presiden Yudhoyono terhadap Australia rupanya didukung sebagian besar masyarakat Indonesia. Hasil jajak pendapat situs Tempo.co dan portal Yahoo! Indonesia menganggap kemarahan Presiden sudah tepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |