Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Relief gelombang hitam tak beraturan diletakkan pada kayu yang terbungkus dalam sebuah tabung gelas berukuran 151 sentimeter. Jika di satu sisi tabung disentuh, akan muncul sinar hijau yang mengiringi suara Presiden Amerika Serikat Barack Obama. "A once-shuttered warehouse is now a state-of-the art lab where new workers are mastering the 3D printing that has the potential to revolutionize the way we make almost everything." Pidato kenegaraan Obama pada 12 Februari lalu itu terdengar jelas selama 39 detik di tabung gelas tersebut.
Seniman asal Prancis, Gilles Azzaro, mencoba "menerjemahkan" pidato Obama menjadi patung menggunakan alat pencetak tiga dimensi. Gelombang suara Obama diolah dalam sebuah tabung gelas menjadi relief sehingga kemudian berbentuk menjadi patung Obama. Karya yang diresmikan pertengahan November itu dinamai Barack Obama: Next Industrial Revolution—sesuai dengan tema pidato sang Presiden.
Azzaro mulai mengerjakan karyanya sehari setelah pidato ini disampaikan pada Februari lalu. Dia dibantu rekannya, si perancang tabung gelas untuk tempat relief gelombang suara, Patrick Sarran. Pidato Obama selama 39 detik itu menghasilkan relief sepanjang 1,52 meter, yang terdiri atas 12 bagian dengan berat 10 kilogram. "Saya mengubah rekaman yang tidak terlihat menjadi sesuatu yang solid dan nyata," ujar Azzaro seperti yang dikutip dari Wired UK.
Menurut Azzaro, ada dua cara mengaktifkan gelombang suara Obama tersebut, yaitu dengan menekan tombol hitam di salah satu sisi tabung bertulisan "START" atau menggunakan sensor gerak tangan. Setelah aktif, sinar laser hijau akan muncul dan berjalan menyusuri gelombang-gelombang suara yang berbentuk relief hitam. Sinar itu dapat memperlihatkan titik-titik ketika Obama melembutkan atau menaikkan suaranya, menghentikan sementara, atau bahkan menekankan sebuah pernyataan.
Azzaro menemukan perangkat lunak tersebut setelah dia memiliki ide mengkonversi data audio ke gambar tiga dimensi pada 1993. Alatnya dipatenkan pada 2006. Baginya, karya ini campuran dari matematika murni dengan seni. "Citra suara di tiga dimensi direproduksi sangat tepat sekali. Kami mengistilahkannya voiceprint," ucapnya.
Ini bukan pertama kalinya Azzaro menyentuh suara milik tokoh dunia terkenal. Sebelumnya, seniman ini mengubah suara dari Coco Chanel, Marilyn Monroe, John F. Kennedy, Mahatma Gandhi, sampai Neil Armstrong menjadi lukisan.
Bagi Azzaro, pidato dapat membuat seseorang diingat. Siapa yang pernah lupa dengan luapan Winston Churchill dalam pidatonya, "Darah, Jerih payah, Air Mata, dan Keringat", atau pidato Martin Luther King Jr yang berjudul "I Have A Dream". Bisa jadi ke depan karya Azzaro akan dipasang di museum. Atau mungkin ia ingin mengabadikan pidato presiden pertama Indonesia, Sukarno, yang fenomenal? Siapa tahu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo