KAMI menghargai tulisan TEMPO edisi 3 September 2000 tentang perguruan tinggi kami, Sekolah Tinggi Islam Madina Ilmu (STIMI). Namun, ada beberapa hal yang perlu kami klarifikasi.
Pertama, mengenai bentuk kerja sama antara STIMI dengan ICIS (International College of Islamic Science), London. Dalam tulisan itu disebutkan, STIMI sebagai cabang ICIS. Hal itu tidak benar. Yang betul, afiliasi yang bermakna kerja sama biasa (relationship) antara dua perguruan tinggi yang mandiri sebagaimana lazimnya bentuk kerja sama. Memang, kami menawarkan program khusus dengan kurikulum yang menginduk kepada ICIS. Namun, program itu ditujukan kepada mahasiswa yang berminat memiliki wawasan dan akses internasional serta lulus seleksi penguasaan bahasa Inggris dan Arab, sesuai dengan standar yang ditentukan ICIS.
Kedua, berita di TEMPO mengesankan mahasiswa Program Afiliasi ICIS tidak memahami isu-isu lokal. Kami jelaskan, semua mahasiswa STIMI, termasuk Program Afiliasi ICIS, wajib mengikuti kurikulum nasional dan juga memperoleh muatan-muatan lokal. Keleluasaan kami menambahkan muatan lokal untuk program khusus tersebut telah disepakati ICIS sendiri.
Ketiga, mahasiswa kami memang menyimak pelajaran dari rekaman video dosen luar negeri. Tetapi proses menyimak tersebut dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh dosen lokal yang hadir bersama mahasiswa sejak pemutaran video.
Keempat, ICIS memperoleh akreditasi dari BAC (The British Accreditation Council), badan independen dan nirlaba yang didirikan untuk meningkatkan standar perguruan tinggi swasta di Bratania Raya.
ABDURRAHMAN, M.A.
Ketua STIMI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini