Koreksi Sidney Jones

Saya gembira dengan terbitnya kembali majalah TEMPO dan merasa terhormat karena diwawancarai untuk nomor perdana. Tapi saya kecewa dengan cara penyajian wawancara saya yang disandingkan dengan wawancara Romo Sandy, seakan-akan kami berada di pihak yang berseberangan. Saya sangat menghargai Romo Sandy dan saya juga mengkhawatirkan intimidasi dan ancaman yang dialaminya sampai sekarang. Saya percaya bahwa beberapa data dalam kasus pemerkosaan lemah. Tapi wartawan yang mewawancarai Romo Sandy mengatakan kepadanya bahwa saya mengatakan bahwa metodologinya lemah. Saya tidak pernah mengatakan itu, atau saya juga tidak pernah mempertanyakan integritas Tim Relawan dalam menghadapi pelanggaran hak asasi manusia. Sebagaimana yang sudah saya katakan berulang kali, Tim Relawan merupakan clearinghouse--tempat pemilahan--bagi data yang masuk dari berbagai sumber, dan beberapa dari sumber itu lebih bisa diandalkan daripada sumber yang lain. Tujuan saya dalam membuat laporan tentang pemerkosaan adalah untuk mencoba menunjukkan bahwa jika tujuannya adalah mengakhiri kekerasan terhadap suku Tionghoa dan kekerasan terhadap wanita umumnya, pihak pemerintah berhentilah mengatakan isu ini hasil rekayasa, sementara di pihak non pemerintah--sama pentingnya--memiliki data yang bisa dipercaya. Saya juga ingin mengoreksi kesan yang muncul dalam liputan tentang pemerkosaan ini. Adalah keliru jika mengatakan bahwa saya berkunjung ke rumah-rumah sakit mencari korban pemerkosaan atau saya menggunakan nama Romo Sandy untuk menemui korban maupun dokter yang merawat. Saya tidak sekali pun mengunjungi rumah sakit. Tujuan kedatangan saya bulan Agustus itu adalah untuk melihat data yang ada dan apakah data tersebut sudah dikumpulkan dengan cara yang teliti. Data yang kuat akan memperbesar kemungkinan membawa si pelaku kejahatan ke pengadilan. Data yang lemah akan melemahkan kemungkinan itu. Sidney Jones Direktur Asia Human Right Watch