Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Etalase

Kota yang Bersahabat dengan Sungai

7 September 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak selamanya kota menjadi musuh sungai. Di kota yang dicengkam korupsi, sungai acap mencari jalur sendiri ke jalan dan perumahan akibat ruang hijau dibabat jadi beton, seperti Jakarta. Kota-kota besar lain di dunia telah lama menjadikan sungai sebagai wajah dan identitas mereka.

Paris, Prancis
DI sepanjang Sungai Seine berdiri aneka bangunan besar yang masuk situs cagar budaya dunia yang dilindungi Badan Dunia untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Seni Budaya (UNESCO). Pada 2001, pemerintah kota membuat Paris Plages, inisiatif membuat pantai buatan di tepi sungai untuk kembali menarik penduduk berkunjung setelah terhalang lalu-lalang mobil. Sungai pun kembali menjadi ruang publik.

Ljubljana, Slovenia
Pada awal abad ke-20, tepian Sungai Ljublanica rusak karena penuaan infrastruktur dan arah pembangunan yang salah karena pemerintah mengutamakan mobil. Pemerintah kota yang menyadari dampak buruk pembangunan dan sulitnya akses ke sungai memutuskan menginvestasikan 20 juta euro untuk merestorasi dan mendesain ulang fungsi sungai yang dilupakan buat membangun lagi kualitas hidup warga kota. Hasilnya, kawasan pusat kota dihidupkan lagi dan sungai menjadi napas kota.

Madrid, Spanyol
Sebelum 2011, kedua sisi Sungai Manzanares di Madrid diapit jalan raya. Tak ada akses warga kota menikmati sungai tersebut. Rekreasi yang berharga terkubur demi mobil. Lewat proyek Madrid Rio, pemerintah menyetop jalan raya itu dan mengembalikan sungai tersebut ke fungsinya semula sebagai tempat wisata.

Kota Qinhuangdao, Provinsi Hebi, Cina
Para arsitek tak mengubah kawasan tepian sungai di kota industri ini. Mereka hanya membuat jalan dari kayu dan tempat duduk sepanjang tepian dengan warna merah mirip pita. Taman Pita Merah ini akhirnya menjadi kawasan publik yang sebelumnya sulit diakses karena ditutup untuk jalan pabrik.

Seoul, Korea Selatan
Cheonggycheon melintas di tengah Kota Seoul. Sungai Cheonggye ini sebenarnya merupakan anak sungai yang membelah kota dan bermuara di Sungai Hangang dan menjadi hunian masyarakat kelas bawah yang menjadikan sungai itu sebagai tempat sampah. Di bawah Wali Kota Lee Myung-bak, pada 2003 sungai ini direstorasi. Butuh dua tahun untuk mengembalikan sungai seperti namanya: cheonggye (jernih) dan cheon (sungai). Kini warga Seoul dan wisatawan bisa berlama-lama menikmati sungai yang rapi itu.

MrWallpaper.com/ Google.com (paris), commons.wikimedia.org (Ljubljana, madrid), wikipedia.org (seoul),morethangreen.es (Qinhuangdao)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus