Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PEMBICARAAN Tom Li dan Zhen Liu di Starbucks Singapura pada 2009 mengubah kebiasaan memakai gawai. Keduanya membicarakan perkembangan kiwari tentang teknologi yang telah mendekatkan orang yang berjauhan tapi juga menjauhkan orang yang dekat ini. Survei mengatakan 71 persen ibu-ibu merasa kehilangan anaknya yang duduk di dekat mereka karena asyik bermain gawai.
Li dan Liu pun sepakat memulai proyek mereka tentang menjadikan dinding rumah menjadi layar gawai agar anak-anak tetap bisa bermain game sambil bergerak di ruang keluarga. "Teknologi ini menjawab tentang pentingnya interaksi di tengah ketergantungan pada alat komunikasi," kata Tom, doktor lulusan Nanyang Technological University di Singapura.
Mereka menamai teknologi baru itu Touchjet. Berkantor di San Francisco dan Singapura, sebuah tim global yang beranggotakan insinyur dan desainer memulai proyek ambisius ini. Touchjet Pond lahir pada 2013. Ini semacam proyektor mini yang bisa mengubah dinding datar apa pun menjadi layar sentuh.
Generasi terbaru Touchjet adalah Touchjet WAVE, yang mengubah televisi menjadi tablet. Touchjet WAVE pun menjadi jalan pintas mengubah televisi pintar atau tablet raksasa dengan layar sentuh. Teknologi unik yang menjadi kekuatan Touchjet dimulai dengan unit pengolahan cahaya, yakni WAVE, yang mengolah algoritma menjadi gambar.
Prinsipnya, WAVE digunakan untuk mendeteksi gerakan di layar. Bahkan teknologi ini tidak mengharuskan penggunanya menekan layar televisi. WAVE menerjemahkan gerakan orang menjadi ribuan titik dan puluhan frame per detik agar interaksi di layar berjalan mulus.
WAVE dirancang bekerja dengan televisi yang memiliki input HDMI (high-definition multimedia interface). Televisi perlu dikalibrasi hanya satu menit agar terhubung dengan teknologi WAVE yang menyambungkannya dengan gawai. Semua aplikasi yang ada di gawai itu jadi terhubung ke televisi. "Semua aplikasi Android bisa terhubung ke sana," kata Direktur Utama Touchjet Helen Thomas.
Touchjet sedang menyempurnakan teknologi ini. Uniknya, modal untuk membangunnya digalang dari donasi melalui situs IndieGeo. Helen Thomas menargetkan US$ 100 ribu. Baru hari ke-22, target itu terlampui dengan pengumpulan uang hingga US$ 488.452.
Para donatur akan mendapatkan perangkat ini sebelum dipasarkan tahun depan. Jika tak ada aral, pada Maret 2016 produk ini meluncur seharga US$ 150 atau sekitar Rp 3 juta.
Spesifikasi Teknologi WAVE
Hardware
Software
App
Televisi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo