SURAT DARI REDAKSI KETIKA mahasiswa berkumpul, yang terjadi adalah diskusi hangat. Selama empat hari, 27-30 Juni lalu, sejumlah 29 mahasiswa dari pelbagai perguruan tinggi di Indonesia berkumpul di Wisma TEMPO Sirnagalih, Puncak, Jawa Barat. Maka, suasana debat dan diskusi tak lagi terelakkan. Meski tetap kritis, kali ini mereka tak bicara soal politik, karena mereka adalah peserta lokakarya pemasaran yang diselenggarakan TEMPO. Mereka kami pilih dari sekitar 1.000 pelamar yang berminat untuk menjadi koordinator student rate di daerahnya masing-masing. Seperti Anda ketahui, sejak beberapa bulan lalu kami memasang iklan: mencari mahasiswa yang ingin terjun ke dunia wiraswasta, untuk menjadi koordinator student rate TEMPO. Tugasnya mengkoordinir distribusi majalah TEMPO di kampus-kampus, khusus untuk pelanggan mahasiswa. Di luar dugaan, pelamar membludak, tapi di balik itu ada sesuatu yang membanggakan. Ternyata, minat kalangan muda terhadap kewiraswastaan cukup besar. Para pelamar datang dari 200 kampus, mulai Aceh sampai Jayapura. "Ilmu yang saya peroleh di lokakarya ini sangat bermanfaat, saya tak mungkin memperolehnya di bangku kuliah," komentar seorang peserta. Materi yang kami berikan dalam lokakarya singkat itu meliputi riset dan administrasi keuangan, marketing, promosi, pemberitaan, dan manajemen praktis. Pengajarnya sebagian dari kalangan TEMPO sendiri, seperti H. Mahtum (Wakil Direktur Pemasaran), Bambang Halintar (manajer eksekutif majalah bisnis Swa), Sigit Pramono (Kepala Bagian Sirkulasi), Hendrix K. Hidayat (Kepala Bagian Promosi) dan Ahmed K. Soeriawidjaja (penanggung jawab rubrik Nasional). Sedang dari luar, kami minta bantuan Prof. Soebagio Sosrowardojo (praktisi di bidang pemasaran dan dosen), serta A. Azis Saleh (Direktur Pemasaran PT Rhone Poulenc). Menurut Kepala Bagian Sirkulasi Sigit Pramono, ide student rate datang dari Eric Samola, Direktur Utama PT Grafiti Pers. Waktu itu, 1987, gagasan sudah dijalankan tapi terbatas di kampus-kampus besar di Jawa. Yang menanganinya kebanyakan koperasi mahasiswa. Melihat animo mahasiswa terhadap TEMPO demikian tinggi, akhirnya diputuskan untuk memperluas jaringan sirkulasi sampai ke luar Jawa. Untuk menghadapi kerja besar itu, lokakarya pelatihan manajemen tadi kami adakan. Tujuannya, agar para koordinator student rate itu lebih profesional. Setelah gelombang pertama ini selesai, Agustus mendatang kami berencana untuk meneruskannya dengan peserta khusus: koordinator student rate di wilayah DKI Jakarta. Pemisahan peserta Jakarta dengan daerah disebabkan pertimbangan teknis: jumlah peserta lokakarya dari Jakarta akan cukup besar. Untuk mengurus para koordinator student rate, Bagian Sirkulasi kami membentuk divisi baru, dipimpin M. Abrar. Sebelum bergabung dengan TEMPO, Abrar adalah koordinator student rate UGM. Dibantu oleh para staf di Bagian Promosi, Abrar diserahi tugas menyelenggarakan lokakarya ini. "Semua ini akan lebih memudahkan rekan-rekan mahasiswa untuk memperoleh TEMPO dengan ajek dan cepat," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini