Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Maju-Mundur Cabut Subsidi BBM

25 Agustus 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo.co

Setujukah Anda penerapan pembatasan solar dan Premium bersubsidi diberlakukan mulai bulan ini?
Ya
66,9% 584
Tidak
31% 271
Tidak Tahu
2,1% 18
Total (100%) 873

Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, harga bensin sudah empat kali naik dan sekali turun. Kebijakan ini tentu memicu polemik karena menyentuh jantung perekonomian. Sebagai imbalan kenaikan harga bahan bakar minyak, pemerintah memberikan kompensasi kepada masyarakat miskin Rp 150 ribu per keluarga per bulan.

Agar tak menimbulkan gejolak, kali ini pemerintah menyiasati pemangkasan subsidi BBM dengan cara mengurangi besaran konsumsinya. Sekarang tak ada lagi bensin Premium yang dijual di pompa bensin jalan tol. Semua SPBU di Jakarta Pusat juga dilarang menjual solar bersubsidi.

Dalam jajak pendapat di Tempo.co, 584 dari 873 responden atau 66,9 persen setuju dengan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi, ketimbang menaikkan harganya. Namun ada 271 orang (31 persen) yang menolak dan 18 responden menyatakan tidak tahu.

Meski subsidi BBM dikurangi secara perlahan dan diperketat penjualannya, pagunya di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 masih ada, bahkan naik Rp 44,6 triliun dibanding APBN Perubahan tahun ini. Dalam RAPBN 2015, tercantum pos subsidi BBM, elpiji, dan bahan bakar nabati Rp 291,1 triliun. Angka ini lebih tinggi dibanding APBN Perubahan 2014, yakni Rp 246,5 triliun.

Wakil presiden terpilih Jusuf Kalla setuju subsidi BBM segera dicabut dan dialihkan untuk belanja yang lebih produktif, semisal membiayai proyek infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. "Saat ini subsidi BBM justru 'lari' ke orang kaya," katanya.

Presiden terpilih Joko Widodo menilai besaran subsidi pada RAPBN 2015 terlalu besar. "Banyak tempat yang bisa diefisienkan," ujarnya. Agar ruang fiskal lebih longgar, Jokowi mencontohkan, konsumsi BBM akan dialihkan ke batu bara atau gas.

Ikuti Polling Indikator di www.yahoo.co.id

Indikator Pekan Ini

Apakah Anda setuju layanan Uber beroperasi di Indonesia? www.tempo.co.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus