MEMBACA wawancara Amien Rais, TEMPO edisi 5-11 Januari 1999, saya jadi berpikir: TEMPO menunjukkan dukungannya terhadap Ketua Partai Amanat Nasional. Setidaknya, dukungan itu diberikan oleh penulis artikel, bisa dibaca pada tulisan: "Seandainya benar ia akan menjadi Presiden RI keempat, Indonesia?untuk pertama kalinya?memiliki seorang presiden yang sangat fasih berbicara dan cerdas menghadapi publik". Kalimat ini sangat nyata menunjukkan dukungannya terhadap Amien Rais. Belum termasuk kalimat lainnya, yang menunjukkan kekaguman penulis artikel ketimbang menyampaikan hasil reportase. Bagi saya, tidak ada masalah seorang wartawan memasukkan unsur subyektivitasnya dalam sebuah reportase.
Saya salah seorang yang setuju dengan pokok-pokok pikiran Amien Rais, misalnya soal keberadaan ABRI di DPR, Islamic state, dan sebagainya. Saya tidak ragu-ragu mengatakan bahwa Amien Rais adalah tokoh garda paling depan gerakan reformasi dan demokrasi. Tetapi saya tidak gegabah menyatakan bahwa track record Pak Amien selama ini merupakan jaminan mutu suksesnya bila ia terpilih sebagai presiden keempat. Tidak ada jaminan, bila terpilih sebagai presiden, ia akan sefasih dan secerdas sekarang ini dalam menghadapi publik dan berbagai persoalan kenegaraan.
Saya sungguh mendukung Amien Rais ketika memimpin Muhammadiyah, karena posisinya seperti pandita, seorang guru yang senantiasa mengingatkan umatnya, mengingatkan murid-muridnya akan kebenaran.
Namun kini Pak Amien adalah pemimpin partai, seorang politisi. Dengan demikian, pernyataan dan ide-idenya adalah untuk kepentingan partai (PAN), misalnya ide negara federal.
Tjatur Haripriambodo
Jalan Nayaga 35
Lengkong, Bandung 40264
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini