* PROF. Moestopo, pendiri Universitas Moestopo, Jakarta, meninggal dunia di RS Borromeus. Bandung, Senin pekan ini. Ayah sembilan anak itu sudah lama mengidap penyakit jantung. Moestopo, 73, memulai kariernya di bidang militer sejak zaman Jepang, ketika bergabung dalam pasukan Pembela Tanah Air (Peta) di Sidoarjo, dengan pangkat chudancho. Dalam Perang Kemerdekaan, ia dikenal sebagai komandan pasukan "Setan" yang terdiri dari para pencopet, pelacur, dan residivis. Tugasnya, melakukan sabotase, menyergap markas atau konvoi Belanda. Dokter gigi lulusan STOVIT. Surabaya, ini pernah menjabat sebagai Komandan TKR menteri pertahanan ad interim, Kepala Departemen Kesehatan TNI-AD, dan pegawai tinggi angkatan bersenjata. Jenderal berbintang dua itu mulai menekuni bidang pendidikan dengan mendirikan Dr. Moestopo Dental College ( 1952), yang kemudian berkembang menjadi Universitas Moestopo Beragama. Menurut Moestopo, kata "beragama" itu penting dicantumkan. karena manusia harus hidup dengan tuntutan agama. Selain sebagai tokoh pendidik, Moestopo, kelahiran Ngadiluwih, Jawa Timur, sering mengirim surat imbauan untuk menciptakan kedamaian di dunia kepada beberapa kepala negara di dunia, antara lain Presiden Ronald Reagan, (bekas) PM Israel Menachem Begin. (Mendiang) Presiden Uni Soviet Leonid Brezhnev, PM Margaret Thatcher, dan Ayatullah Khomeini. Sampai di hari-hari terakhirnya. Moestopo masih rajin mengirimkan "surat-surat imbauan perdamaian". Beberapa sebutan yang diciptakannya untuk diri sendiri, antara lain. "Bapak Kerukunan Umat Beragama Indonesia" dan "Bapak Pengawal Pancasila". Moestopo juga mengajar di UI, Unpad, Unpar, serta beberapa akademi di Jakarta dan Bandung. Almarhum pemegang sejumlah tanda jasa, antara lain Bintang Kemerdekaan RI dan Bintang Mahaputra Utama. Jenazah Moestopo, setelah disemayamkan sejenak di Aula Unpad, dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini