* Ratusan anggota Persatuan Gerak Badan (PGB) Bangau Putih. Jumat pekan lalu. mengantar jenazah suhu mereka Subur Rahardja, ke tempat pemakaman di kompleks perguruan itu di Tugu. Kecamatan Cisarua, Bogor. Iringan bergerak dari rumah duka di Jalan Kebun Jukut, Kodya Bogor. Tempat pemakaman ini sesuai dengan pesan Almarhum ketika hidup, ingin dikuburkan di tengah kompleks perguruan itu. Upacara penguburan dilakukan menurut agama Budha. Satu per satu wakil-wakil Pewaris 18 dan Pewaris 41 - nama kelompok perguruan - mengucapkan sumpah di depan jenazah, untuk meneruskan ilmu guru besar silat ini. Penyair Rendra. salah seorang anggota Pewaris 41, menyampaikan kata perpisahan atas nama seluruh warga PGB Bangau Putih dengan bersajak. Subur Rahardja. pendiri perguruan silat itu, meninggal dunia pada pagi tahun baru dua pekan lalu. Mobil Colt yang ditumpanginya, sepulang ziarah ke berbagai tempat di Jawa, tergelincir di Rembang. Jawa Tengah. Delapan anggota rombongan lainnya luka-luka, dan Subur meninggal sebelum tiba di rumah sakit terdekat. Lahir 4 April 1925, Subur sejak kecil belajar silat gaya Tiongkok pada teman-temannya. Kemudian ia menyempurnakan ilmunya itu dengan mempelajari aliran silat tradisional Indonesia. Di masa Revolusi, ia sudah melatih silat para remaja di Bogor, yang tergabung dalam Hisbullah. Bangau Putih didirikannya pada 1952. Muridnya belakangan ini berkembang hingga ke daratan Amerika dan Eropa. Selain sebagai suhu, ia juga dikenal sebagai ahli filsafat dan pengobatan. ltu sebabnya banyak budayawan dan intelektual berguru kepada Subur, tak hanya mempelajari silat, tetapi juga filsafat dan berobat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini