BANYAK yang bilang TEMPO "royal" dalam berpromosi. Sepintas lalu, komentar tadi nampaknya masuk akal sekalipun belum tentu benar Barangkali, para pengamat majalah ini sering berpapasan dengan iklan TEMPO yang tersebar di berbagai penjuru kota besar di Indonesia. Ada billboard TEMPO di hampir setiap bandar udara, sampai papan nama TEMPO yang terpampang di berbagai toko buku. Belum lagi poster dan spanduk yang disebarluaskan para agen majalah ini. Juga, yang berupa umbul-umbul yang berkibar di jalan-jalan raya untuk menyambut peristiwa penting, seperti SEA Games, ulang tahun Kota Jakarta, dan peringatan 17 Agustus. Pendek kata, seperti sering diucapkan orang-orang di Departemen Pemasaran TEMPO, kami harus bisa "mengepung kota" agar ke mana pun mata orang memandang, dia akan bertemu dengan TEMPO. Karena itu, ketika berlangsung Jakarta Informal Meeting (JIM) di Bogor, misalnya, dalam waktu yang sangat singkat, dua hari, spanduk-spanduk TEMPO segera pula "mengepung" kota tersebut menyambut pertemuan yang bersejarah itu. Tapi yang agaknya masih menarik adalah hadirnya TEMPO dalam billboard Olimpiade Seoul -- yang baru saja usai -- di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Di situ, selama hampir sebulan terpampang gambar seorang pelari cepat berkulit hitam (wajahnya memang bukan pelari Ben Johnson yang kena kasus dope), dan simbol olimpiade lengkap dengan hodori, si macan kecil yang terpilih sebagai maskot Olimpiade Seoul. Bagi kami, suatu iklan memang tak harus terpisah dari suatu peristiwa penting dunia. Bahkan, kalau bisa, setiap kejadian penting di mana saja, kalau itu layak menopang promosi TEMPO, sungguh pantas dimanfaatkan. Maka, setelah tema olimpiade, boleh jadi billboard dengan logo utama TEMPO di Bundaran HI akan keluar dengan kejutan lain. Harap Anda bersabar. Para pembaca. Kesan iklan TEMPO "royal" mungkin saja benar, kalau itu tak dikaitkan dengan suatu rencana pemasaran. Promosi, seperti juga berbagai kegiatan lain di TEMPO, sesungguhnya sudah terprogram. Semua rencana kegiatan pun telah dirinci sesuai dengan jadwal dan anggaran. Namun, itu tak berarti bahwa kegiatan yang sudah terprogram lalu merupakan "harga mati" alias tak bisa ditawar-tawar lagi. Bisa saja suatu ide yang menarik tiba-tiba muncul, dan diterima. Asal saja anggarannya masih memungkinkan. Contohnya adalah iklan besar olimpiade tadi. Gagasan menarik lain, dan ini datang dari Direktur Utama Eric Samola, adalah iklan elektronik, yang juga disebut edamatik. Itu sejak beberapa waktu silam telah menyala di puncak Hotel Indonesia. Di luar negeri, seperti di Tokyo, iklan-iklan edamatik sering digunakan oleh media massa, selain oleh berbagai komoditi lain. Komoditi? Benar. Majalah, sebagai salah satu bentuk produk industri pers, bagaimanapun merupakan sebuah komoditi. Dia tak mungkin terlepas dari kaidahkaidah ekonomi, atau lebih spesifik lagi: kaidah-kaidah pemasaran. Promosi merupakan cara yang ampuh untuk menjaring pembaca yang lebih luas. Dan membangun citra majalah kita. Maka, kalau Anda mempunyai ide atau gagasan menarik untuk membangun citra TEMPO, bolehlah Anda sampaikan kepada kami. Siapa tahu, itu akan kami sayembarakan. Dengan hadiah yang menarik, tentu saja. Terima kasih, para pembaca, untuk waktu yang Anda luangkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini