Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa sebenarnya perubahan yang paling diharapkan terjadi oleh para calon pemilih dengan mencoblos pada pemilihan umum?
|
||
Pemberantasan korupsi | ||
35% | 1.060 | |
Penegakan hukum yang tegas dan tak membeda-bedakan | ||
40% | 1.199 | |
Perbaikan standar gaji | ||
6% | 176 | |
Layanan kesehatan murah | ||
2% | 45 | |
Biaya pendidikan turun | ||
3% | 64 | |
Pengelolaan sumber daya alam yang transparan | ||
4% | 113 | |
Membereskan masalah kerusakan lingkungan | ||
2% | 64 | |
Menata ulang sektor pertanian dan membangun ketahanan pangan | ||
8% | 249 | |
Tepatlah kiranya jika seseorang yang berambisi mencalonkan diri sebagai calon presiden menjual program pemberantasan korupsi. Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai instrumen sentral memerangi korupsi di negeri ini juga terbukti membuat publik terkesan. Perkiraan itu terwakili dalam hasil polling yang dibuat situs Yahoo. Jajak pendapat dilakukan atas pertanyaan: "Apa sebenarnya perubahan yang paling diharapkan terjadi oleh para calon pemilih dengan mencoblos di pemilu?". Hasilnya, 40 persen dari 2.997 responden yang merespons pertanyaan tersebut menjawab tentang penegakan hukum yang tegas dan tak diskriminatif. Sebanyak 35 persen lainnya atau 1.060 responden tegas berharap adanya pemberantasan korupsi. Boleh jadi mereka ingin melihat langkah KPK lainnya setelah di antaranya membongkar korupsi dinasti di Banten, menahan bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan menangkap basah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Dua harapan itu mendominasi hasil polling. Sisanya mengungkap aneka harapan, seperti menata ulang sektor pertanian dan membangun ketahanan pangan hingga pengelolaan sumber daya alam yang transparan. Ada pula yang berharap para legislator dan presiden pilihannya bisa membuat perubahan dalam struk gaji alias membawa kemakmuran dan turunnya biaya pendidikan. Dua harapan dengan jumlah responden paling sedikit (dua persen) adalah layanan kesehatan murah dan dibenahinya masalah kerusakan lingkungan. Yang pertama mungkin karena sudah berjalannya layanan kesehatan murah atau gratis di banyak daerah. Adapun kecilnya harapan terkait dengan lingkungan hidup dipastikan menambah kecewa kelompok Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Mereka sebelumnya menemukan tidak sampai tujuh persen calon legislator Dewan Perwakilan Rakyat 2014-2019 yang pro-lingkungan hidup. Itu berdasarkan penelitian terhadap 6.561 calon anggota legislatif. "Itu pun belum tentu semuanya (tujuh persen) bisa menang," kata peneliti Walhi, Abdul Wahib Situmorang, pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |