Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Haedar Nashir, 48 Tahun
Sebuah pernyataan lugas tentang Gerakan Islam Syari'at dinyatakan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, Rabu pekan lalu. Menurut dia, gerakan itu di Indonesia saat ini berkembang dalam bentuk salafiah ideologis. Jika situasi tersebut terus mewarnai perkembangan Islam, bahkan menjadi arus utama pergerakan Islam, wajah Islam di Indonesia pada masa mendatang akan lebih kaku, doktriner, dan elitis. "Model seperti ini sangat mungkin melahirkan kultur santri baru yang ortodoks."
Pernyataan itu disampaikan Haedar di hadapan tim penguji di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Haedar meraih gelar doktor dengan predikat cum laude setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul Gerakan Islam Syari'at Reproduksi Salafiah Ideologis di Indonesia.
Haedar memaparkan perkembangan berbagai gerakan Islam, terutama gerakan yang memperjuangkan syariat Islam ke dalam sistem kehidupan bernegara. Gerakan tersebut, menurut dia, didasari keyakinan serta paham keagamaan yang menginginkan kondisi Islam ideal seperti pada masa Nabi dan generasi para sahabat.
Pengukuhan Guru BesarSafri Nugraha, 43 tahun
Hukum administrasi negara memiliki kaitan erat dengan penerapan good governance di suatu negara. Hubungan tersebut disampaikan Safri Nugraha dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Rabu dua pekan lalu.
Hukum ini, menurut Safri yang mendapat gelar doktor dari Belanda, memiliki kekuasaan mewajibkan semua pihak yang termasuk administrasi negara untuk melaksanakan prinsip good governance dalam aktivitas sehari-hari. Termasuk memberi sanksi administrasi kepada para pejabat dan birokrat yang lalai.
Safri, yang juga Direktur Eksekutif Center for Law and Good Governance Studies, mengingatkan bahwa pendekatan hukum administrasi negara harus disesuaikan dengan semangat zaman. "Saatnya mentransformasikan hukum administrasi negara yang bersifat regional dan global dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional," katanya.
"Kita akan comoti mereka yang ada di jalanan itu."-Di Muara Angke, Jakarta, Selasa lalu, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyatakan siap perang dengan gelandangan dan pengemis musiman yang menyerbu Jakarta setiap Ramadan.
"JK (Jusuf Kalla) bicara soal Islam tanpa ilmu."Amir Majelis Mujahidin Indonesia, Abubakar Ba'asyir, dalam tabligh akbar di Masjid Baiturrahman, Makassar, Rabu pekan lalu. Ia menilai para penguasa yang tidak menghargai penegakan syariat Islam adalah penguasa yang tidak mengerti ilmu Islam.
TEMPO DOELOE
19 September 1955Presiden Argentina Juan Domingo Peron diberhentikan dan diasingkan setelah militer mengkudeta pemerintahannya. Suami Maria Eva Duarte ini-kemudian lebih dikenal dengan Evita Peron-menjabat presiden sejak 1946. Pengasingan selama 18 tahun tak melunturkan pengaruh Juan Peron di hati rakyat. Dalam pemilihan umum 1973, ia terpilih kembali sebagai Presiden Argentina. Pria kelahiran Lobos, Buenos Aires, pada 1895 ini meninggal di kantornya pada 1 Juli 1974.
21 September 1937Novel The Hobbit karya John Ronald Reuel Tolkien, novelis Inggris kenamaan, pertama kali diterbitkan. Beberapa karakter Hobbit muncul kembali dalam trilogi The Lord of the Rings yang ditulis dalam kurun waktu 1954-1955. Novel ini meraup sukses besar saat difilmkan.
23 September 1846Astronom Jerman, Johann Gottfried Galle, menemukan planet Neptunus. Planet memiliki diameter terbesar keempat dalam tata surya. Neptunus adalah nama dewa laut dalam mitologi Yunani-Romawi. (Sumber lain menyebut, penemu planet ini adalah astronom Prancis, Urbain Jean Joseph Leverrier)
24 September 1996Amerika Serikat dan negara-negara pemilik tenaga nuklir utama yang lain menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri segala bentuk percobaan dan pengembangan senjata nuklir. Selanjutnya, tenaga nuklir lebih banyak digunakan untuk keperluan di luar persenjataan, termasuk pembangkit energi listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo