BILA dilihat dari para pemainnya, pertandingan ini sebenarnya lebih penting dibandingkan partai grandfinal PSMS lawan PSM. Sayang, event ini kalah publikasi dan jumlah penonton. Bayangkan, yang bertanding di sini ada sejumlah menteri, seperti Mensesneg Moerdiono, Menpan Sarwono Kusumaatmadja, dan Menpora Akbar Tandjung. Pejabat tinggi lainnya ialah Sekjen Parpostel Prasetyo, Dirjen Imigrasi Ronny Sikap Sinuraya, Kepala Dinas Penerangan TNIAD Brigjen. Hartadi, dan Direktur TVRI Ishadi. Ada pula para pengusaha terkemuka: Aburizal Bakrie, Sofyan Wanandi, dan Ferry Soneville. Lalu Sarwono Kusumaatmadja mengomentari pertandingan ini dengan enteng. "Biasanya menteri jadi sumber berita, sekarang jadi sumber tontonan," katanya. Jadi, kalau dikatakan ini pertandingan penting, tak lain karena yang turun ke lapangan adalah orang-orang penting. Maka acara yang digelar di lapangan tenis UMS kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu sampai Jumat pekan lalu itu disebut pertandingan tenis selebriti. Pertandingan ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian peringatan hari ulang tahun (HUT) TEMPO. Maret ini, majalah TEMPO berusia genap 21 tahun. Seperti peringatan tahun-tahun sebelumnya, tenis selebriti tak pernah absen. Pemimpin Redaksi Goenawan Mohamad, petenis andalan kami, mengatakan (dan dia pasti berkelakar), "Sebenarnya, peringatan ulang tahun ini kami adakan supaya ada pertandingan tenis." Kemudian disambut Menteri Moerdiono ketika membuka acara ini, "TEMPO itu terkadang enak dibaca dan perlu, tapi terkadang tidak enak dibaca dan tidak perlu. Kalau tenis, pasti enak dan selalu perlu." Kenapa tenis? Pertama, supaya tubuh jadi sehat, dan kedua, ini yang penting, kebetulan banyak orang TEMPO, para pejabat, serta pengusaha -- notabene adalah sumber berita penting pula -- yang hobi tenis. Jadi, seperti dikatakan Redaktur Eksekutif Yusril Djalinus, pertandingan ini untuk mengakrabkan TEMPO dengan para sumber beritanya. "Kalau sehari-hari mereka menjadi sumber berita, tapi di lapangan mereka jadi patner tenis," ujar Yusril yang gila tenis itu. Pertandingan tenis seperti ini sudah diadakan sejak peringatan ulang tahun ke-15 TEMPO, 1986. Sekalipun ini hanya turnamen "akrab-akraban", toh pertandingan tetap berjalan seru. Menteri Moerdiono, misalnya, sempat dua kali terkena bola yang dismeskan oleh patnernya sendiri. Rupanya, smes itu salah arah. Akhirnya Pak Moer -- begitu menteri itu biasa dipanggil -- dan patnernya keluar sebagai juara tiga dari turnamen yang diikuti 28 pasangan. Gelar juara direbut oleh pengusaha Sofyan Wanandi dan Untung. Sedangkan para petenis TEMPO semuanya keok sebelum masuk babak perempatfinal. Mungkin melihat rajinnya TEMPO mengadakan pertandingan tenis selebriti setiap tahun, Menteri Sarwono yang juga pengurus Pelti itu mengajukan usul, ketika menutup perhelatan ini, agar TEMPO menyelenggarakan sebuah event kejuaraan tenis sungguhan seperti yang dilaksanakan berbagai perusahaan di sini. Wakil Pemred TEMPO Fikri Jufri pun langsung menyambut baik usul itu. Hanya, Fikri belum bilang tahun kapan turnamen itu bisa mulai digelar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini