Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Negeri Penggantang Asap

13 Oktober 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Anda, apakah pemerintah serius menangani masalah kabut asap dan kebakaran hutan?
(4-11 Oktober 2006)
Ya
11,64%39
Tidak
85,07%285
Tidak tahu
3,28%11
Total100%335

JIKA ada kejuaraan dunia untuk negeri dengan asap terbanyak, Indonesia bisa terus berada di posisi puncak. Betapa tidak. Kebakaran hutan setiap tahun terjadi dan seolah-olah belum ada solusi yang tepat untuk memadamkannya dan terutama mencegahnya agar tidak terulang.

Adapun kebakaran lahan tahun ini nomor dua terburuk setelah 1997. ”Yang terparah Pontianak, Banjarmasin, Jambi, dan Sumatera bagian selatan,” kata Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Masnellyarti Hilman, Senin pekan ini.

Kondisi ini diperparah oleh lingkungan yang sangat kering serta perubahan iklim. ”Pulau Jawa yang tidak potensial mengalami kebakaran ternyata juga mengalami,” kata Masnellyarti. Ia memprediksi musibah ini masih berlangsung sampai November.

Pemerintah terlihat seperti kehabisan akal untuk mengatasinya. ”Kita harapkan musim hujan segera datang,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut dia, pemerintah sudah mencoba lewat hujan buatan. ”Gubernur dan bupati sudah dipanggil dan dimarahi, doa sudah dipanjatkan, bagaimana lagi?” ujarnya datar. Menangkap pembakar hutan pun sudah dilakukan aparat.

Hasilnya? Nol besar—persis seperti menggantang asap. Yang mengerikan, kabut asap tak hanya mengganggu penerbangan di sejumlah bandara, tapi juga meningkatkan jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan, dan sampai menghentikan aktivitas sekolah. Bahkan penyebab kecelakaan pesawat Mandala di Tarakan, Kalimantan Timur, baru-baru ini diduga karena asap.

Responden Tempo Interaktif di Depok, Suseno M.S., menilai pemerintah memang tidak serius menangani problem ini. ”Kebakaran hutan selalu terjadi setiap tahun, dan frekuensi serta kuantitasnya setiap tahun makin menjadi-jadi. Pemerintah pusat dan daerah seperti sudah terbiasa dengan hal ini,” ujarnya. Hampir semua responden jajak pendapat Tempo Interaktif sepakat dengan Suseno.

Indikator Pekan Ini: Kepolisian Republik Indonesia diultimatum untuk menyelesaikan penyidikan kasus pembunuhan Munir satu bulan setelah Mahkamah Agung memutuskan Pollycarpus Budihari Priyanto bukan pembunuh aktivis hak asasi manusia itu. ”Komisi III DPR sebagai mitra kerja polisi bisa menuntut Kepala Polri agar lebih serius,” ujar Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat A.M. Fatwa, Senin lalu.

Kapolri Jenderal Sutanto yakin, anak buahnya mampu mengungkap kasus ini. ”Kami sudah berjuang sampai bisa mengajukannya ke pengadilan,” ujarnya. Ia berjanji memeriksa semua orang yang diduga terkait pembunuhan itu, termasuk anggota Badan Intelijen Negara, seperti perintah Presiden. Yakinkah Anda bahwa Polri mampu menuntaskan penyidikan kasus ini sesuai dengan ultimatum DPR? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus