Mungkin ada pembaca yang bertanya-tanya melihat berubahnya hari edar TEMPO belakangan ini. Majalah TEMPO edisi 13 Maret, misalnya, mestinya beredar mulai Selasa, 9 Maret 1993. Tapi kenyataannya majalah nomor itu sudah muncul di pasar sehari sebelum hari edarnya itu. Lalu, hanya berselang empat hari, Jumat, 12 Maret, sudah beredar pula TEMPO edisi berikutnya. Ada apa? Kenapa pengedaran TEMPO menjadi kacau? Pembaca, semua itu bukan karena kecelakaan, tapi sesuatu yang telah kami rencanakan. Menurut rencana itu, dalam tiga nomor berturut-turut mulai edisi 13 Maret sampai edisi 27 Maret 1993 itu TEMPO akan beredar lebih cepat, pada hari-hari yang kami tentukan, seperti yang sudah disebutkan di atas. Hari edar TEMPO baru kembali normal mulai edisi 3 April 1993. Bergesernya hari edar TEMPO itu tak lain untuk menghadapi hari libur Lebaran. Para pembaca yang budiman, majalah TEMPO untuk tiga nomor berturut-turut dalam bulan suci Ramadan ini memang kami atur sedemikian rupa agar dapat beredar lebih awal dari jadwal biasanya. Bukan apaapa. Ini hanya sekadar perubahan sesaat, dan hanya terjadi untuk tiga nomor majalah itu saja. Inilah yang kami sebut penerbitan TEMPO nomor-nomor gawat. Artinya, majalah TEMPO terbit tak menurut hari terbit yang semestinya. Keadaan seperti ini untuk kami di TEMPO memang biasa terjadi di saat menjelang Lebaran seperti sekarang ini dan juga menjelang tutup tahun. Banyak pertimbangan mengapa kami harus terbit lebih awal. Hal yang paling pokok, mengingat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1413 H bertepatan dengan hari edar majalah TEMPO untuk edisi 27 Maret 1993. Sebetulnya, bisa saja untuk nomor pas Lebaran itu kami tak terbit, seperti halnya koran-koran tak terbit pada hari-hari besar. Tapi itu tak mungkin kami lakukan karena kami tak ingin merugikan para pembaca yang membeli dengan berlanggangan. Itu juga merugikan para rekanan pemasang iklan. Dengan pertimbangan itu kami tetap terbit, tapi tentu tak mungkin kami mengirimkan TEMPO kepada Anda di saat Anda dan keluarga sedang khusyuk merayakan Lebaran bersama keluarga, atau sedang mudik ke kampung. Selain itu para pengecer yang menjajakan TEMPO di emperan toko, di kaki lima, atau di perempatan jalan dan para agen, serta para karyawan TEMPO tentu pula sibuk merayakan Lebaran. Apakah hanya berkumpul dengan keluarga, atau mudik bersama ke kampung. Nah, para pembaca, kini semuanya bisa lebih enak. Para pembaca tak perlu repot-repot mencari majalah TEMPO di hari Lebaran, karena bisa mendapatkan TEMPO sebelum berangkat mudik. Walaupun untuk itu kami harus bekerja ekstra-keras untuk mempersiapkan nomor-nomor gawat itu. Kami harus pontang-panting apalagi harus bekerja ekstra sembari menjalankan ibadah puasa menyiapkan TEMPO sampai dua nomor penerbitan hanya dalam satu pekan. Problemnya bukan hanya itu. Ada lagi yang lebih merepotkan. Karena sejumlah nomor direncanakan lebih awal, diperlukan antisipasi yang tepat terhadap isu yang berkembang. Bila tidak, bisa-bisa yang sampai ke tangan Anda adalah TEMPO dengan isi yang basi dan membosankan, karena semua sudah Anda temukan lebih dulu di koran-koran. Tak mudah melakukan itu semua. Akhirnya, direksi, staf, dan seluruh karyawan majalah TEMPO mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1413 H, mohon maaf lahir dan batin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini