Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Optimistis di Tengah Badai

Tahun 2002 dihadapi publik dengan optimistis, meski bentrokan antar-kelompok masyarakat masih tetap menjadi momok.

27 Desember 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM ukuran usia manusia, empat tahun itu belum apa-apa. Tapi, dalam hal menahan penderitaan, empat tahun bisa bukan main panjang rasanya. Memasuki tahun kelima krisis ekonomi dan politik di Indonesia, sepanjang 2001, publik sepertinya telah imun terhadap berbagai persoalan hidup: dari pendapatan keluarga yang menurun hingga pertarungan elite politik yang tak berkesudahan. Jajak pendapat TEMPO terhadap sebagian publik di enam kota menunjukkan bahwa masyarakat menghadapi tahun 2002 dengan optimistis.

Krisis yang dimulai pada 1997 telah meremukkan sendi-sendi ekonomi banyak orang. Jatuhnya nilai rupiah dan inflasi yang gila-gilaan membuat pendapatan dan pengeluaran individu bagai dua orang yang berpisah di simpang jalan. Biaya hidup yang melambung tinggi sulit dikejar dengan pendapatan—dalam rupiah yang nilainya terus merosot.

Institusi politik memang menguat. Kekuasaan presiden, misalnya, tak lagi sesakral dulu. Orang bebas mengemukakan pendapat dan proses check and balance antar-lembaga politik berjalan lebih baik. Meski di sana-sini masih banyak orang yang memaknai reformasi sebagai kebebasan tanpa batas, fondasi demokrasi bagaimanapun telah mulai ditanam.

Mungkin itulah yang membuat responden umumnya menilai ketidakpastian politik menjelang jatuhnya Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2001 lalu bukan merupakan sumber ketakutan yang utama. Ketika suasana politik itu dibayang-bayangi oleh ancaman rusuh massa, publik menempatkan peristiwa ini di posisi kedua ter-akhir dalam peringkat sumber ketakutan 2001.

Jikapun terjadi lagi pergantian kekuasaan pada tahun 2002, responden tampaknya sudah tak ambil peduli. Siapa presidennya bukan sesuatu yang penting. Landasannya bisa macam-macam. Bisa fanatisme kelompok dan individu yang mulai memudar, bisa juga karena orang kini lebih pragmatis: yang penting adalah menjaga agar implikasi pergantian kekuasaan itu tidak melebar ke mana-mana.

Yang terpenting bagi publik adalah menjaga stabilitas kurs mata uang. Semakin remuk rupiah, semakin apes nasib yang bakal dihadapi banyak orang. Meski tak semua barang konsumsi diproduksi dengan materi dari luar negeri, siapa saja mafhum, kejatuhan rupiah bisa memicu kenaikan harga-harga.

Poin penting adalah konflik antarpenduduk. Walau tak berkaitan langsung dengan turun-naiknya pendapatan penduduk Indonesia, secara keseluruhan konflik berdarah seperti di Sampit, Maluku, Aceh, dan Irian menjadi trauma yang tak berkesudahan.

Akankah semua ”badai” krisis itu terulang di tahun ini? Tak ada yang bisa menjamin. Tapi bahwa publik masih optimistis menghadapi tahun 2002 saja, rasanya, kita sudah layak bersyukur.

Arif Zulkifli


Dengan memberi skala 1-10 (1 paling buruk dan 10 paling baik), bagaimana penilaian Anda terhadap sejumlah hal berikut ini pada tahun 2001? Nilai Rata-Rata (Mean)
Tersedianya pakaian di pasar 8,09
Tersedianya barang makanan di pasar 8,00
Tersedianya transportasi 7,93
Perawatan kesehatan jika sakit 6,96
Kontinuitas bekerja 6,94
Kontinuitas sekolah keluarga/diri sendiri 6,82
Peningkatan keamanan lingkungan 6,61
Peningkatan pendapatan keluarga 6,48
Dari hal-hal di bawah ini, mana yang paling membuat Anda takut pada tahun 2001?
Kurs rupiah memburuk 61,70%
Bentrokan antarmasyarakat di berbagai daerah 59,75%
Ketidakpastian menjelang jatuhnya Presiden Abdurrahman Wahid 25,15%
Aceh dan Irian yang ingin memisahkan diri dari Indonesia 22,03%
Konflik Presiden Abdurrahman Wahid versus DPR 13,74%
Kenaikan harga pangan 1,46%
 
Dengan memberi skala 1-10 (1 paling tidak yakin dan 10 paling yakin), bagaimana penilaian Anda terhadap sejumlah hal berikut ini pada tahun 2002? Nilai Rata-Rata (Mean)
Jaminan akan tersedianya pakaian di pasar 8,07
Jaminan akan tersedianya listrik 8,02
Jaminan akan tersedianya barang makanan di pasar 7,93
Jaminan akan tersedianya transportasi 7,96
Jaminan akan mendapat perawatan kesehatan jika sakit 7,05
Jaminan keluarga/diri sendiri akan tetap bersekolah 6,94
Peningkatan keamanan lingkungan 6,85
Jaminan akan tetap bekerja 6,99
Peningkatan pendapatan keluarga 6,56
 
Apa yang Anda khawatirkan akan terjadi pada tahun 2002?
  Ya Tidak
Kurs rupiah memburuk 75,34% 24,66%
Bentrokan massa 62,48% 37,52%
Sebagian provinsi di Indonesia memisahkan diri 37,13% 62,87%
Kekurangan pangan 29,14% 70,86%
Pergantian presiden 22,32% 77,68%
Kudeta militer 18,13% 81,87%
 
Apakah Anda optimistis menghadapi tahun 2002?
  Optimistis Tidak Optimistis
Total 91,42% 8,58%
Jakarta 93,00% 7,00%
Surabaya 93,60% 6,40%
Medan 92,00% 8,00%
Yogyakarta 96,83% 3,17%
Makassar 92,00% 8,00%
Bandung 77,60% 22,40%
 
Percayakah Anda sejumlah hal berikut ini bisa diselesaikan pada tahun 2002?
  Percaya Tidak Percaya
Utang luar negeri 11,40% 88,60%
Konflik di Aceh 24,17% 75,83%
Konflik di Irian 29,53% 70,47%
Kasus bank bermasalah 41,62% 58,38%
Kasus Bulog II (Akbar Tandjung) 41,91% 58,09%
Kasus Tommy Soeharto 52,73% 47,27%
 

Jika pada tahun 2002 ekonomi Indonesia memburuk (pangan, sandang, dan lain-lain langka), apa yang akan Anda lakukan?
Bertahan hidup meski dalam keadaan paling miskin sekalipun 70,27%
Pasrah 27,49%
Mencari penghidupan lain di luar negeri 2,24%
 

Metodologi jajak pendapat :

  • Jajak pendapat ini dilakukan oleh Majalah TEMPO bekerja sama dengan Insight. Pengumpulan data dilakukan terhadap 1.026 responden di enam kota (Jakarta, Makassar, Bandung, Surabaya, Medan, dan Yogyakarta) pada 6-13 Desember 2001. Dengan menggunakan ukuran sampel tersebut, estimasi terhadap nilai parameter mempunyai margin error 4 persen. Survei dilakukan dengan metode sampling sederhana dan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka.
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus