SEBAGAI rakyat biasa, saya benar-benar terpana dengan pernyataan Bung Akbar Tandjung bahwa Soeharto bukan sesepuh Partai Golkar. Bahwa banyak orang tidak menyukai Pak Harto atas kebijakan-kebijakannya yang berwarna KKN, itu soal lain. Tapi siapa sih yang tidak tahu bahwa Pak Harto—selain punya jasa-jasa yang besar terhadap Partai Golkar—adalah yang paling senior dibandingkan dengan Amir Moertono, Sudharmono, Wahono, Habibie, dan Harmoko? Bila para mantan ketua umum Partai Golkar dianggap sebagai sesepuh Golkar, sedangkan Pak Harto tidak, itu namanya pemungkiran fakta sejarah Partai Golkar sendiri.
Jangan ketika orang tua ini sedang terpuruk, sakit, dan sedang menjalani pemeriksaan, pimpinan Partai Golkar demi ambisi pribadi dan kepentingan politik jangka pendek tidak mengakuinya sebagai sesepuh. Sebaiknya pimpinan Partai Golkar mengatakan, karena status Pak Harto masih sebagai tahanan kejaksaan, ia tidak diundang dalam rapat pimpinan (rapim). Bukankan pernyataan ini lebih kesatria dan menunjukkan bahwa elite politik Golkar tidak ”kerdil” dan oportunis?
Belajarlah dari K.H. Abdurrahman Wahid. Ketika Pak Harto berkuasa, beliau diobok-obok, bahkan katanya ”mau disingkirkan”. Tapi, ketika menjadi presiden, ia berencana memaafkan Pak Harto setelah pengadilan menjatuhkan vonis.
AMIR KARAMOY
Bintaro, Jakarta 12330
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini