Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAYA tertarik mendengar hasil jajak pendapat sebuah radio swasta di Jakarta beberapa waktu lalu tentang pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Di situ juga digambarkan bahwa cukup banyak pegawai negeri yang hidup enak. Dengan gaji yang ”tidak terlalu tinggi”, mereka mampu punya lebih dari dua rumah, mobil mewah, shopping ke luar negeri, bahkan umrah setiap tahun.
Muncul pertanyaan, dari mana para PNS tadi mendapatkan sumber kemewahannya? Saya jadi ingat bagaimana susahnya mengurus akta kelahiran anak saya, pembuatan kartu keluarga, KTP, yang berhubungan dengan birokrasi pemerintah. Saat itu, saya memilih memberi pelicin daripada membuang-buang waktu. Apakah salah kalau saya berpikir bahwa dari sinilah sumber kekayaan para pegawai negeri yang wah itu?
Saya tidak ikhlas jika harus setia membayar pajak tapi itu merupakan sumber penghasilan orang-orang yang justru mempersulit rakyat yang menggaji mereka. Sebagai rakyat, saya jengkel melihat pemberantasan korupsi, kolusi, nepotisme yang hanya lip service.
Nama dan alamat ada pada redaksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo