Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ADA perasaan kurang ’sreg’ di hati saya ketika membaca tulisan di Majalah TEMPO edisi 9 Januari 2000. Dalam rubrik ”Nasional” tentang kerusuhan Ambon, tulisan berjudul Api Masih Berkobar di Hari Suci memberitakan bahwa pemicu kerusuhan yang terjadi di hari Natal hanyalah masalah sepele, yaitu seorang anak yang tewas karena ditabrak lari oleh sebuah mobil yang diketahui dikemudikan oleh seorang Kristen (yang kemungkinan sedang mabuk—saya baca dari mingguan lain).
Bagi saya, yang telah merasakan bagaimana mempunyai seorang anak, hal itu tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang sepele atau sambil lalu. Coba Anda bayangkan bagaimana perasaan Ipah, ibu Fauzan (korban tabrak lari yang mayatnya malah raib entah dibawa ke mana). Anak merupakan harta dan amanah yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun di dunia ini. Apalagi bila nyawanya direnggut secara tidak manusiawi.
Mudah-mudahan pihak redaksi lebih memperhatikan pemilihan kata-kata dalam menuliskan suatu berita.
NIEL MAKINUDDIN
[email protected]
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo