Penggantian kepala biro

TENTANG Bandung dan Medan tak cuma datang berita yang kuyu dan kempis (setelah Persib dan PSMS kalah). Setidaknya di kalangan TEMPO. Untuk tetap menyegarkan "kesebelasan" kami di Bandung dan Medan, pekan ini dua kapten harus dikirim ke dua kota yang sedang murung itu: Surasono ke Bandung dan Agus Basri ke Medan untuk jadi kepala biro TEMPO. Sebenarnya, sejak awal bulan ini Surasono, 36, sudah mulai aktif sebagai wartawan TEMPO yang mengelola strategi dan taktik menggiring peliputan di Jawa Barat. Ia menggantikan Bambang Harymurti. Bambang, atau juga Harymurti untuk membedakannya dari sekelompok Bambang lain di TEMPO sebenarnya sudah memimpin Biro Bandung sejak awal 1986. Karena ada kesempatan mengikuti program "magang" di majalah Time Amerika selama setengah tahun lebih (dan menjadi wartawan Indonesia pertama yang namanya pernah dicantumkan di bawah cerita dalam majalah yang tersebar ke seluruh dunia itu) ia baru berangkat ke Bandung -- kota tempat almamaternya, ITB -- awal Januari lalu. Selama Harymurti di AS, pos itu untuk sementara masih terus dipegang oleh seniornya, Budiman S. Hartoyo, yang menjadi kepala biro itu sejak 1984. Selama memimpin biro, Budiman (di TEMPO, namanya sering disingkat jadi BSH) banyak membina hubungan dengan berbagai pihak, sebagai layaknya kepala biro yang baik. Sampai-sampai, ketika ia berpamitan dalam acara perpisahan -- Wali Kota Madya Bandung, Ateng Wahyudi, lewat Kahumasnya, Drs. Nooryakin, memberikan uang "jajan", sebesar Rp 100.000. Namun, sesuai ketentuan yang berlaku di TEMPO, wartawan kami tidak diperbolehkan menerima pemberian semacam itu. Maka, BSH meneruskan uang itu ke Panti Asuhan Bayi Sehat Muhammadiyah cabang Sukajadi Bandung, atas nama Pak Wali, tentunya. Setiba di Jakarta, BSH langsung mendapat tugas baru, sebagai penanggung jawab rubrik Seni, Buku, Indonesiana, dan Kriminalitas. Kini, Surasono masuk kantor Bandung dan mencoba menjadi suporter Persib. Harymurti masuk ke Jakarta, meskipun belum jelas apakah ia akan jadi pendukung Persija yang kini sedang tak ramai didukung itu. Harymurti segera menempati posnya yang baru, sebagai penanggung jawab rubrik Nasional dan Ilmu Teknologi di Jakarta. Kepala biro kami yang baru di Bandung, Surasono, masuk TEMPO, 1980, seorang penulis produktif untuk bidang lain: dia sudah menulis belasan buku cerita anak-anak. Surasono memulai kariernya di TEMPO sebagai reporter. Kemudian, menjadi penjaga gawang rubrik Kriminalitas dan Indonesiana. Kini tentang Medan. Sejak awal bulan lalu, Agus Basri memimpin biro dengan wilayah Sumatera Utara dan D.I. Aceh itu, menggantikan Zakaria M. Passe, orang yang merintis pembentukan Biro Medan dan memimpinnya sejak 1978. Zakaria selanjutnya kami tarik ke Jakarta sebagai salah satu calon redaktur pelaksana kompartemen. Sedang Agus Basri, 30, sarjana Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, bergabung dengan TEMPO sejak 1982. Sebelum mendapat tugas baru sebagai kepala biro di Medan, Agus pernah Austus 1986 dikirim ke kota itu, selama sebulan berlatih dengan pelbagai suara ayam Kinantan. Dia tak pernah ikut dalam kegiatan tim bola TEMPO yang jarang menang itu, tapi dia punya kegesitan lain: dalam mengejar berita. Semoga Medan dan Bandung, biarpun tahun ini tak berhasil jadi juara di lapangan bola, akan unggul dalam klasemen pemberitaan TEMPO. Hidup PSMS! Hidup Persib!