Arsitek Y.B. Mangunwijaya, 63 tahun, Sabtu pekan lalu menerima penghargaan The Aga Khan Award for Architecture di Samarkand, Republik Uzbekistan. Penghargaan tiga tahunan itu diberikan kepada Romo Mangun berkaitan dengan usahanya membenahi daerah kumuh dan hitam sekitar Kali Code, Yogyakarta, menjadi sebuah kampung yang asri dan sumringah. Gubuk-gubuk tak beraturan yang bertengger di tepi Kali Code itu diubah menjadi rumah bertata ruang alami yang menyatu dan saling berkait dengan lingkungan sekitarnya. Untuk mendapat penghargaan ini Proyek Kali Code harus menyisihkan 649 proyek sejenis dari seluruh dunia. Bersama Kali Code terpilih pula delapan proyek lainnya di Tunisia, Turki, Mesir, Jordania, Suriah, Burkima Faso (sebuah negara kecil di Afrika) dan India. Romo Mangun sebelum bertolak ke Uzbekistan menyatakan rasa gembiranya kepada TEMPO karena tak menyangka proyek yang selama ini dibinanya mendapat penghargaan setinggi itu. "Penghargaan ini sangat istimewa dan sangat membahagiakan saya karena justru diberikan oleh yayasan yang bernaung di bawah panji-panji Islam." Sebelumnya ia sudah mengingatkan panitia bahwa ia Katolik. "Tetapi panitia mengatakan walau saya Katolik, saya telah berkarya untuk bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam," ujar Mangun. Aga Khan yang berhadiah total sekitar US$ 500 ribu itu diprakarsai Pangeran Aga Khan, salah seorang Imam Kaum Muslim Shiah Ismaili, sejak 1977. Sebelum ini sudah lima kali Aga Khan Award diberikan kepada Indonesia. Tahun 1980 Pemda DKI Jakarta (Proyek perbaikan kampung Husni Thamrin) dan Pondok Pesantren Pabelan di Jawa Tengah. Lalu Kampung Kebalen di Surabaya dan Masjid Said Na'um di Jakarta pada 1986. Kemudian terpilih pusat perdagangan Citra Niaga di Samarinda pada 1989.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini