Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Etalase

Menjaga Lahan Basah

Ekosistem lahan basah penting dilestarikan karena menjadi sumber air tawar, peredam banjir dan abrasi, penyimpan karbon, dan rumah bagi keanekaragaman hayati. Untuk menjaga lahan basah, membutuhkan perahu rawa yang menggunakan baling-baling pesawat terbang atau kipas bermesin mobil yang diletakkan di atas perahu.

30 Januari 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
18x8 Airranger Rhino Edition

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI Lahan Basah Sedunia yang jatuh pada 2 Februari diperingati untuk mengenang penandatanganan Konvensi Ramsar bagi konservasi lahan basah secara berkelanjutan, 50 tahun lalu. Indonesia, yang meratifikasi Konvensi Ramsar pada 19 Oktober 1991, memiliki ekosistem lahan basah sebesar 40,5 juta hektare atau terluas kedua di Asia setelah Cina. Yang termasuk lahan basah adalah rawa, mangrove, danau, sungai, dan tanah berlumpur.

Ekosistem lahan basah penting dilestarikan karena menjadi sumber air tawar, peredam banjir dan abrasi, penyimpan karbon, dan rumah bagi keanekaragaman hayati. Untuk menjaga lahan basah, kita membutuhkan airboat atau perahu rawa yang menggunakan baling-baling pesawat terbang atau kipas bermesin mobil yang diletakkan di atas perahu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus