Periode 1988-1989

KAMIS siang pekan lalu, di kantor kami, telah berlangsung sebuah pesta demokrasi. Peristiwa yang tak penting secara nasional itu adalah pemilihan Dewan Karyawan baru untuk periode kepengurusan 1988- 1989. Biarpun tak penting secara nasional, suasana pemilihan umum lokal ini tak kalah unik dibandingkan pemilihan umum di Amerika Serikat. Sejumlah nama terpilih harus "memperlihatkan muka" kepada calon pemilih. Maka, selama pekan lalu dinding-dinding di kantor kami penuh poster wajah-wajah kandidat yang mewakili dua faksi utama redaksi dan nonredaksi. Dewan Karyawan mulai diperkenalkan di lingkungan PT Grafiti Pers pada 1979. Lembaga ini bukan organisasi buruh seperti pada perusahaan-perusahaan lain. Lembaga ini lebih merupakan "jembatan" antara karyawan dan direksi dalam berbagai soal yang menyangkut karyawan maupun perusahaan. Maka, tidak jarang Dewan Karyawan terlibat dalam merumuskan kebijaksanaan perusahaan, seperti penyusunan rencana pembangunan lima tahun PT Grafiti Pers sampai pembuatan keputusan penggantian biaya pengobatan bagi karyawan dan keluarga mereka. Bahkan, ketika sejumlah orang ramai-ramai meninggalkan TEMPO, pertengahan tahun lalu, andil Dewan Karyawan periode 1987-1988, yang dipimpin Jim Supangkat, dalam menggalang kekompakan di antara karyawan yang tak ikut hengkang cukup besar. Waktu itu Dewan Karyawan, antara lain, mengimbau perusahaan maupun karyawan agar tak mengucilkan sejumlah karyawati yang punya hubungan keluarga dengan mereka yang eksodus dalam pergaulan sehari-hari. Di hari-hari mendatang peran Dewan Karyawan dalam memajukan perusahaan dan memperjuangkan nasib karyawan tak kalah penting dibandingkan di waktu lalu. Apalagi, tiap tahun jumlah karyawan Pl Grafiti Pers, baik di lingkungan redaksi maupun nonredaksi, terus bertambah sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. Menjembatani hasrat banyak orang tanpa menyulitkan perusahaan bukan hal yang mudah. Mereka yang bersaing memperebutkan lima kursi Dewan Karyawan kali ini, antara lain, Putu Setia, Bambang Harymurti, Budi Kusumah, Max Wangkar, Laurentius Prambodo, Achijar Abbas, Doddy Arief Hidayat, Dwiyana Sutardja, dan Meity Farida Bachrul - empat nama pertama dari faksi redaksi, dan sisanya dari faksi nonredaksi. Setelah dilakukan pemungutan suara secara langsung, Kamis siang lalu itu, lima kandidat yang mendapat dukungan pemilih terbanyak untuk memimpin Dewan Karyawan PT Grafiti Pers periode 1988-1989 adalah Doddy, Dwiyana, Meity, Prambodo, dan Harymurti. Dalam urutan generasi di lingkungan PT Grafiti Pers, Doddy, 42 tahun, ketua Dewan Karyawan yang baru, terhitung generasi penerus. Ia baru tiga tahun bersama kami. Tapi, sejak bergabung ia sudah sering terlibat dalam pengembangan terusahaan. Tak heran kalau para pemilih berharap banyak pada lulusan Jurusan Ekonomi Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran ini bisa menjembatani karyawan dan perusahaan di masa-masa ekonomi sulit seperti sekarang. Demikianlah, para pembaca, berita penggantian Dewan Karyawan, lembaga yang ikut berperan dalam kemajuan PT Grafiti Pers, penerbit majalah ini.