Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyaksikan mahasiswa dipukuli dan ditembaki oleh aparat keamanan dalam insiden Semanggi sungguh membuat hati miris dan terenyuh. Sudah hilangkah rasa peri kemanusiaan para abdi negara kita dalam memperlakukan rakyatnya sendiri?
Alasan aparat keamanan bahwa mereka dicaki-maki dan dilempari dengan benda keras bukanlah suatu pembenaran untuk menembakkan senjatanya ke kerumunan massa. Apakah dalam prosedur tetap pengendalian huru-hara (protap PHH), penggunaan senjata api merupakan satu-satunya alternatif pamungkas dalam pembubaran massa?
Mengingat pola tersebut merupakan standar baku dan berlaku di semua satuan ABRI dalam menangani huru-hara, mungkin ada baiknya Bapak Panglima ABRI dan Kapolri segera melakukan perbaikan prosedur itu untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan luka. Hal ini penting dilakukan karena benturan fisik antara aparat keamanan dan masyarakat dalam kampanye pemilu 1999 mendatang sangat mungkin terjadi.
Di beberapa negara maju, penggunaan pasukan berkuda dan anjing sangat populer untuk membubarkan massa. Posisi kuda yang besar dan tinggi akan mempermudah pengawasan aparat terhadap gerakan massa, dan aparat berkuda sulit ditaklukkan oleh pengunjuk rasa karena daya dorong (stopping power) yang lebih kuat. Sementara itu, anjing penjaga jenis herder dan doberman sangat terlatih untuk mengejar "provokator" dalam jarak pendek, dan dikenal mempunyai daya gertak (deterrent power) yang sangat ampuh untuk mengendurkan nyali pengunjuk rasa.
AGUNG PUTU NGURAH
Jalan Jagakarsa RT 008/005
Jagakarsa, Jakarta Selatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo