HARI-HARI ini adalah hari-han rupiah. Sejak Menteri Keuangan ad interim J.B. Sumarlin meminta empat badan usaha milik negara (BUMN) membeli Sertifikat Bank Indoncsia (SBI) untuk mematahkan spekulasi dolar, selama empat pekan arus balik devisa ke BI sudah tercatat US$ 860 juta, dan dana yang tersedot dari peredaran sudah mencapai Rp 1,4 trilyun. Sebuah tonjokan telak yang tak diduga para spekulan. Di TFMPO, sebuah Laporan Utama tentang rupiah yang lagi naik gengsi, lalu disiapkan. Tim Ekonomi & Bisnis - kali ini yang diturunkan adalah trio Praginanto, Max Wangkar, dan Suhardjo Hs. - segera mengadakan kontak dengan relasi mereka, terutama di lingkungan perbankan dan perusahaan-perusahaan swasta, mendiskusikan arti gebrakan Sumarlin bagi dunia usaha kita. Tak semua pejabat dan pengusaha yang kami temui - di antaranya ada ang dicegat di lapangan golf pada Minggu pagi - mau disebut nama. Tapi, mereka membantu kami banyak, terutama dalam hal data. Sumber yang mau memberikan komentar mengenai gebrakan Sumarlin, dan tak keberatan ditulis nama juga ada. Wartawan TEMPO Putut Tri Husodo, Sidartha, dan Yopie Hidayat berhasil mewawancarai Dirut Bank Bumi Daya Omar Abdalla, Dirut Bapindo Subekti Ismaun, Dirut PT Pusri Joni Marsinih, sampai Pengusaha T. Karim Ramadani. Dari wawancara dan diskusi dengan para ekonom, bankir, pengelola BUMN, maupun pengusaha swasta, terlihat bahwa mereka dapat memahami langkah-langkah penyehatan ekonomi yang dijalankan pemerintah, sekalipun tindakan itu mereka nilai kurang populer. Bagi bankir, misalnya, ada komitmen kredit dengan nasabah terpaksa ditunda pencairannya, karena rupiah sulit dicari. Laporan yang masuk dirangkum oleh Suhardjo bersama Max Wangkar dan Praginanto. Mengapa langkah pengalihan dana BUMN diambil Sumarlin? Senin siang pekan ini, Wakil Pemimpin Redaksi Fikri Jufri diterima Sumarlin di ruang kerjanya di gedung Bappenas untuk sebuah wawancara khusus. Hampir dua jam mereka bertanyajawab mengenai langkah-langkah yang ditempuh pemerintah untuk mematahkan spekulasi dolar secara efektif. Tak cuma itu yang kami sajikan buat Anda. Kami juga menurunkan tulisan Hadi Soesastro dan kolom Winarno Zain -- yang menganalisa arti dan dampak gebrakan Sumarlin bagi ekonomi kita. Sungguh sebuah sajian komplet yang enak dibaca dan perlu, kami suguhkan bagi Anda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini