Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Sanggahan Soal Kasus Beddu

14 Oktober 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH membaca berita di Majalah TEMPO terbitan 8-14 Oktober 2001 dengan judul Dodi Menipu, Beddu Mengadu, kami menganggap berita itu sangat menjatuhkan nama baik kami, sehingga kami merasa perlu menyanggahnya. Dalam tulisan tersebut tercantum:
  1. Komplotan yang diotaki seorang bernama Raden Dodi Sumadi beserta tiga kawanannya, yaitu Nyonya Wiwik (putri seorang mantan rektor universitas di Yogyakarta) beserta suaminya, Irawan, serta Bambang Sukmahadi. Faktanya, saya tidak pernah bersekongkol, apalagi untuk menipu dan memeras orang lain. Antara saya dan Irawan pun bukanlah suami-istri. Irawan ini tidak pernah bersekongkol dengan Raden Dodi. Beliau adalah dosen dan sampai kini masih aktif mengajar.
  2. Nyonya Wiwik dan Irawan datang ke rumah Beddu Amang. Faktanya, sampai saat ini saya ataupun Irawan belum pernah tahu rumah Beddu. Memang pernah diajak oleh Nyonya Siraddjudin dan Eni, yang menurut pengakuannya adalah istri Beddu, tapi belakangan saya itu istri mudanya.
  3. Wiwik menawarkan pertemuan dengan Dodi, yang menyebut orang dekat Presiden Abdurrahman Wahid. Faktanya, saya belum pernah bilang bahwa Dodi orang terdekat Abdurrahman Wahid.
  4. Sayang, empat sekawan itu—Dodi, Wiwik, Irawan, dan Bambang Sukmahadi—tak bisa dikonfirmasi. Faktanya, saya sudah dipanggil oleh kepolisian menghadap Ajun Kombes Wiyono. Saya datang dua kali, juga Irawan.
  5. Pasangan Wiwik dan Irawan lenyap ditelan bumi, dikontak lewat HP-nya sulit.
Faktanya, saya tidak pernah sembunyi, apalagi Irawan, karena beliau masih dosen aktif. Jadi, tidak mungkin sulit mencarinya. Apalagi polisi tahu alamat saya dan Irawan, baik yang di Jakarta maupun di Yogyakarta. Saya pun belum pernah dikontak oleh TEMPO. WIWIK WIWAHANINGSIH Jalan Mawar 15, Baciro Yogyakarta Tanggapan redaksi:
  1. Berita itu ditulis berdasarkan dokumen pemeriksaan polisi yang autentik dan keterangan Beddu Amang ataupun pengacaranya.
  2. Dalam pembicaraan dengan TEMPO, Wiwik mengaku pernah bekerja bersama Dodi di lembaga CCA dan pernah sedikitnya tiga kali bertemu Beddu. Adapun Irawan pernah bertemu Beddu dua kali. Tapi, menurut Wiwik, mereka tak tahu-menahu ihwal pemerasan Beddu itu.
  3. Sebelumnya, kami telah berupaya mengontak Wiwik dan Irawan pada nomor telepon genggam yang diberikan pengacara Beddu, tapi tak berhasil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus