PUSAT keaktifan (dan penjualan) batik Iwan Tirta di bilangan
Menteng, telah didandani. Menjadi lebih luas, langit-langit
ruangan yang baru bergaya jeruji jarang dengan mustoko (semacam
kubah) di tengahnya, mengingatkan orang akan rumah-rumah
tradisionil di Jawa milik kaum bangsawan.
Malam 1 Mei yang lalu, untuk tahun 1979 ini telah penuh sesak
dengan para undangan, yang sebagian besar orang asing yang
bermukim di Jakarta. Iwan Tirta mengadakan pameran busana dengan
motif batik model baru, dan tetap berpegang pada corak baju
pinggang longgar, deux piece atau baju malam dengan sedikit
mencontoh gaya kemben, itu pakaian para wanita kraton.
Kali ini, lwan banyak menekankan pada motif-motif pesisiran.
Motif batik yang banyak mendapat pengaruh dari unsur-unsur
Hindu, Cina, Islam bahkan di zaman Jepang juga membawa corak
batik tersendiri, kini dia jadikan bahan baju, di samping hiasan
dinding. Tentu saja motif dikecilkan. Pola-polanya banyak yang
lepas dari motif-motif tradisionil yang biasanya mempunyai arti
tertentu seperti kawung atau parang. Pola resisir yang warnanya
hiruk pikuk bahkan ada tendensi pola bercampur baur asal jadi
ini telah meramaikan sebagian besar dari koleksi Iwan Tirta.
Baju model deux piece dalam pola buketan (kombinasi kembang,
kupu-kupu dan mendapat ilham dari batik Banyumas) telah keluar
dalam beberapa potong yang nyaris sama semua. Deux piece dengan
pleats, dengan dada terbuka atau model sportif. Demikian pula
pola Jawa Hokokai yang bermotif gambar mawar dan kupu-kupu. Pola
indah dari Sawunggaling Tarung (sawunggaling adalah lambang
kejayaan seorang raja, berupa burung) yang berwarna temaram
abu-abu atau hijau, rupanya tidak memerlukan model pakaian yang
terlalu pelik. Begitu pula pola Brontomangu (berasal dari Yogya
tetapi dengan warna kontemporer dan motif tradisionil), cukup
dengan potongan baju yang sederhana.
Untuk pakaian malam, selain ditekankan pada motif yang indah
tapi cukup eksotis. Selain dada yang dibuka, Iwan menekankan
pada belahan kaki yang cukup tinggi. Beberapa potong bahkan
terdiri dari dua macam model, satu model karung dan bisa
dikombinasikan jadi lebih eksotis kalau ada selembar kain yang
diikatkan di pinggang begitu saja, mirip wanita Madura memakai
jarik. Hanya ditekankan pada penonjolan kaki. Tetapi kalau
mencari model yang aneh-aneh atau yang lagi musim tidak bisa
didapat dari butik Iwan. Dia cenderung pada yang konvensionil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini