Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oliver Wendell Holmes pernah menulis "apa yang ada di belakang dan di depan kita adalah persoalan kecil, dibandingkan dengan yang ada di dalam kita". Dari sudut pandang itulah pakar Life Management, Arvan Pradiansyah, menuangkan pandangan-pandangannya dalam buku berjudul Life is Beautiful: Sebuah Jendela untuk Melihat Dunia (Elex Media Komputindo, Jakarta). Ini buku keduanya setelah You Are a Leader (2003).
Dalam buku ini, Arvan, alumni London School of Economics bidang manajemen sumber daya manusia dan hubungan industri, London, mengimbau kita agar berpikir ulang tentang "problem". Boleh jadi, kata dia, pangkal semua keruwetan hidup adalah dari cara melihat, dari jendela jiwa yang kurang terawat. Arvan juga banyak memberikan definisi "baru" terhadap sebuah konsep yang selama ini dikenal, misalnya "sabar". Di tangannya, "sabar" berarti bersatunya pikiran dan badan. Misalnya Anda terjebak macet, maka ketika pikiran mulai berkeliaran keluar dari mobil, saat itulah "problem" datang. Tapi, ketika pikiran tetap di dalam, misalnya sambil membaca buku ini, saat itulah terasa bahwa hidup juga bisa indahdi segala suasana.
Album Jamie Cullum
Sepak bola punya David Beckham, dunia jazz punya Jamie Cullum. Inilah vokalis-pianis baru dari Inggris yang oleh kritikus musik dijuluki "Frank Sinatra with sneakers". Dari julukan itu, tahulah kita bahwa lelaki 23 tahun yang baru merilis album debutan Twenty Something ini akan menjadi the next big thing in music. Buktinya, Jamie menjual lebih banyak album ketimbang Kylie Minogue, Radiohead, Pink, The Strokes, dan Enrique Iglesias.
Ia menyanyi, ia bermain pianojazz abis. Dengan aksen Inggrisnya yang kental, ia taklukkan publik Amerika lewat lagu All at Sea. Jamie juga seorang "ortodoks". Pada zaman serba digital seperti sekarang, keempat belas lagunya direkam secara analog. Hasilnya adalah suara yang lebih hangat, jernih, dan realistis.
Tak mengherankan, dengan semua keunggulan itu, BBC National Radio 3 Jazz Awards mengganjarnya penghargaan sebagai The Best Newcomer, dan pihak Universal berani menggaet pendatang baru ini dengan kontrak senilai satu juta pound! To jazz or not to jazz, Jamie.
Onfolio Sang Penata Arsip
Bagi Anda yang sering mengumpulkan bahan riset dari Internet, pasti sering pusing oleh cepatnya data menggunung. Kini sistem pengarsipan yang dikembangkan Onfolio Inc. menghemat banyak waktu dalam menata file digital. Peranti lunak ini dijual 30 dolar, namun untuk mengetes keandalan program ini selama 30 hari, Anda bisa men-download-nya cuma-cuma dari situs mereka (www.onfolio.com).
Pada prinsipnya, Onfolio akan mengambil semua halaman Web yang dikehendaki pengguna, dan mengintegrasikannya ke browser Internet Explorer. Bagusnya, selain untuk Web, Onfolio juga bisa digunakan untuk menyimpan data seperti fungsi notepad, atau mengopi berbagai aplikasi dan menyimpannya sebagai note.
JEJAK MAYA
http://www.annefrank.org
Situs Anne Frank
Sekelumit kisah hidup Anne Frank, gadis kecil keturunan Yahudi yang menjadi simbol kekejaman Nazi, kini bisa dilihat di Internet. Bukan cuma tekstual, tapi juga visual. Sebuah film pendek hitam putih memperlihatkan Anne sedang bersandar di balkon rumahnya, memperhatikan persiapan pernikahan seorang tetangga. Film ini dibuat pada 1941, sebelum keluarga mereka hidup bersembunyi selama Perang Dunia II.
Anne Frank, 15 tahun, terkenal setelah catatan harian rahasianya yang mengisahkan dua tahun kehidupan keluarganya dalam persembunyian diterbitkan dengan judul The Diary of Anne Frank. Mereka akhirnya ditangkap Nazi pada 4 Agustus 1944. Anne meninggal di kamp konsentrasi Bergen-Belsen, Maret 1945. Seandainya masih hidup, 12 Juni nanti, Anne berusia 75 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo