Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertumbuhan Islam di Korea
SEBANYAK 45 persen penduduk Korea Selatan tidak beragama. Sementara itu, pemeluk Buddha 23 persen, Kristen 18 persen, dan Katolik 10 persen. Umat Islam amat sedikit di sini. Orang Korea mulai mengenal Islam pada 1955 seiring dengan kedatangan tentara Turki dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka membangun sebuah tempat salat sederhana dari tenda dan mengenalkan Islam di Korea. Sejak saat itu, muslim mulai ada dan jumlahnya terus bertambah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penduduk Korea yang beragama Islam tidak lebih 0,1 persen dari sekitar 50 juta jiwa. Di samping itu, terdapat sekitar 200.000 muslim pendatang dari berbagai negara di dunia, baik untuk bekerja, belajar, maupun menetap di Korea .Orang-orang Korea yang muslim kebanyakan adalah keturunan para mualaf yang masuk Islam saat Perang Korea berlangsung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data Korea Muslim Federation (KMF), organisasi yang berdiri pada 1967, menyebutkan jumlah muslim di Korea Selatan sekarang ini mencapai 120.000-130.000 orang, baik orang Korea maupun pendatang asal Pakistan dan Bangladesh.
Sebagai kelompok masyarakat minoritas, masjid menjadi tempat penting bagi muslim Korea Selatan untuk bertemu dan bersilaturahmi. Sepuluh tahun yang lalu, belum banyak masjid di negara ini. Tapi sekarang masjid sudah banyak tersebar hampir di semua kota besar di Korea Selatan. Sampai sekarang ada 21 masjid yang tersebar di beberapa pusat kota di Korea, yang semuanya di bawah koordinasi KMF.
Beberapa universitas atau perusahaan juga menyediakan ruangan untuk tempat salat bagi mahasiswa dan karyawannya. Adapun di sebagian besar tempat tidak pernah dijumpai tempat salat khusus. Jadi kebanyakan muslim menjalankan salat saat datang waktunya di mana saja asalkan suci.
Masjid Busan adalah masjid kedua yang didirikan di Korea Selatan. Masjid ini dibangun pada 1980 dengan dukungan dana dari Ali Fellaq, mantan Menteri Keuangan Libya. Masjid ini berada di 30-1 Namsan-dong, Geumjeong-ku, Busan. Di masjid ini, pengunjung tidak hanya dapat melaksanakan ibadah salat dan mengaji, tapi juga dapat belajar lebih banyak mengenai Islam di Korea Selatan.
Terwujudnya musala-musala di Korea Selatan berawal dari perkumpulan jemaah Yaasin dan kegiatan olahraga. Mereka lalu berinisiatif menyewa sebuah gedung dan dijadikan tempat ibadah. Melalui iuran bulanan dari setiap anggota jemaah di daerah tersebut, biaya sewa gedung serta biaya operasional bulanan, seperti listrik, gas, dan air, dapat tercukupi.
Sejalan dengan makin meningkatnya jumlah muslim di Korea Selatan, khususnya di Busan, makin banyak restoran dan makanan yang moslem friendly. Untuk mendapat makanan halal di negeri ini tidak sulit. Hampir di setiap kompleks masjid terdapat toko muslim yang menyediakan berbagai macam makanan halal dari berbagai negara. Di samping itu, terdapat toko khusus yang menjual daging halal yang disembelih secara islami.
Tempat-tempat hiburan di sini juga menyediakan tempat ibadah bagi muslim. Menu makanan halal pun tersedia. Bahkan asosiasi hotel dan restoran juga membuat buku pedoman bagi para anggotanya agar bisa menyambut wisatawan muslim yang datang ke hotel atau restoran. Mereka diharapkan melayani pengunjung muslim dengan baik dan menjelaskan makanan halal di restoran serta memberi tahu lokasi salat atau arah ke Ka'bah di hotel atau tempat penginapan.
Suharyo Widagdo
Tangerang Selatan, Banten
Calon Wakil Presiden
SELAIN Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dukungan untuk Ganjar Pranowo sebagai calon presiden datang dari Partai Hati Nurani Rakyat dan Partai Solidaritas Indonesia, lalu Partai Persatuan Pembangunan. Dengan demikian, Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri atas Golkar, Partai Amanat Nasional, dan PPP tinggal menunggu waktu “membubarkan diri”. Kita tahu Golkar dan PAN akan sulit jauh dari lingkaran kekuasaan. Pilihan rasional untuk kedua partai tersebut adalah merapat ke kubu Ganjar Pranowo. Koalisi Perubahan tak punya tokoh yang bisa dijual untuk menjadi bakal calon presiden. Sementara itu, arah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang berisi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa belum pasti. Keduanya belum secara resmi mendeklarasikan calon presiden.
Sebetulnya bagus juga jika Pemilihan Umum 2024 diikuti tiga pasangan: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Karena itu, calon wakil presiden akan bisa menentukan siapa pemenangnya. Sebab, inkumben sudah tak ikut kompetisi pemilihan presiden. Calon wakil presiden bisa menutup kelemahan ketiga calon presiden. Dengan begitu, koalisi partai menjadi penting.
Dari semua wakil presiden Indonesia yang pernah ada, menurut sejarah, hanya Mohammad Hatta dan Adam Malik yang menonjol dan terlihat sangat berperan dalam membantu presiden menjalankan roda pemerintahan. Bung Hatta dikenal sebagai ahli ekonomi dan Adam Malik adalah seorang diplomat yang ulung. Akan ideal apabila bakal calon wakil presiden mendatang seseorang yang merupakan gabungan Bung Hatta dan Adam Malik. Sebab, jabatan wakil presiden pada era mendatang penting dalam membantu tugas dan tanggung jawab presiden.
Samesto Nitisastro
Depok, Jawa Barat
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo