Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Skandal Cek Pelawat Masih Gelap

26 Desember 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yakinkah Anda, dengan tertangkapnya Nunun, maka misteri kasus suap cek pelawat akan terbongkar?
(Periode 14-21 Desember 2011)
Ya
13,34% 79
Tidak
83,45% 494
Tidak Tahu
3,21% 19
Total (100%) 592

Tertangkapnya Nunun Nurbaetie, buron kasus suap dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom, awal Desember lalu ternyata tak membuat persepsi publik berubah. Sebagian besar warga masih ragu akan masa depan pengungkapan kasus korupsi yang lebih dikenal dengan sebutan skandal cek pelawat itu.

Paling tidak itulah yang tergambar dalam jajak pendapat Tempo.co sepanjang pekan lalu. Dari 592 pembaca situs berita itu, tak kurang dari 83,4 persen merasa kasus ini masih bakal gelap. "Skenario sudah dibuat orang-orang di atas, dan Nunun dinilai tak berguna lagi," kata seorang pembaca yang menggunakan nama maya Purwantoa6. "Kita semua hanya bisa menonton," tulisnya sedikit sinis.

Meski persepsi publik begitu suram, para pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi tak terpengaruh. Mereka justru bersemangat membongkar kasus ini sampai ke akar. "Apa pun info yang masuk, akan kami gali," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto pekan lalu.

Ketua KPK Abraham Samad tak kalah optimistis. Dia bahkan tak menutup kemungkinan memeriksa Bank Artha Graha, bank yang menerbitkan cek pelawat senilai Rp 24 miliar dalam skandal ini. "Semua kemungkinan bisa saja," katanya, Selasa pekan lalu. Abraham juga berjanji mencari aktor intelektual di balik kasus Nunun dan menyapu bersih semua pihak yang diduga terlibat. "Jadi tenang saja," katanya.

Indikator Pekan Ini

KISRUH di Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia memanas. Setelah Komite Disiplin PSSI memberikan sanksi terhadap sejumlah klub yang ikut dalam Liga Super Indonesia, sejumlah pengurus provinsi PSSI menggalang kekuatan untuk menyelenggarakan kongres luar biasa. Tujuannya: menggulingkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin.

Dalam pertemuan yang diberi tajuk "Rapat Akbar Forum Pengurus Provinsi PSSI" di Jakarta, Ahad dua pekan lalu, puluhan anggota PSSI juga membentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Nasional. Komite ini bertugas mengawal agenda kongres luar biasa. Mereka menuntut kongres sudah terselenggara pada Maret 2012.

Tak semua anggota PSSI setuju dengan gerakan ini. PSSI Bojonegoro, misalnya, tegas menolak. "Alasannya tidak kuat dan mengada-ada," kata Ketua PSSI kota itu, Taufik Risnendar, Rabu pekan lalu.

Lampu merah juga datang dari pemerintah. Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng minta sengketa di tubuh PSSI diselesaikan baik-baik. "Jangan sedikit-sedikit bicara tentang penggulingan pengurus. Itu tidak elok," katanya di Solo pekan lalu.

Bola sudah ditendang. Konflik tak terelakkan lagi.

Yakinkah Anda, kongres luar biasa dapat menyelesaikan kekisruhan PSSI? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempo.co.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus