Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejarawan ini meÂninggal pada Minggu dua pekan lalu di Rumah Sakit Dr Moewardi SuraÂkarta. Dosen sejarah di Universitas Sebelas Maret Surakarta ini meninggal pada usia 63 tahun karena sakit diabetes mellitus yang telah dideritanya sejak 5 tahun lalu. Jenazah almarhum dimakamkan di Bonoloyo keesokan harinya.
Pria kelahiran Solo, 13 Agustus 1949, ini dikenal aktif di dunia kesejarahan dan penyelamatan cagar budaya Surakarta. Ia membuat penelitian yang menunjukkan bahwa siklus kerusuhan di Solo berlangsung tiap 15 tahun, sejak hancurnya Keraton Kartasura pada 1745 hingga rusuh Mei 1998.
Koordinator Solo Heritage Community ini menulis buku Mbok Mase, Pengusaha Batik di Laweyan Solo Awal Abad 20 yang berisi sejarah para pengusaha batik Laweyan. Buku ini membuat Kampung Laweyan kembali dilirik. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Pelantikan
Badrodin Haiti
Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo melantiknya sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Markas Besar Polri pada Selasa pekan lalu. Pelantikan dilakukan di ruang rapat utama Markas Besar Polri. Badrodin mengisi posisi Komisaris Jenderal Oegroseno, yang diangkat sebagai Wakil Kepala Kepolisian menggantikan Komisaris Jenderal Nanan Soekarna yang pensiun.
Pria kelahiran Jember, 55 tahun lalu, ini sempat disebut sebagai salah satu perwira polisi yang memiliki rekening gendut. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menemukan setoran dana rutin sebesar Rp 50 juta tiap bulan ke rekening Badrodin pada periode 2004-2005. Rekening itu juga pernah diguyur uang Rp 120-343 juta. Pemasukan sebesar itu disebut tak sesuai dengan profil penghasilan Badrodin, yang berkisar Rp 22 juta. Tapi, menurut kepolisian, sumber uang pada rekening Badrodin bisa dipertanggungjawabkan.
Juara
Paragita Universitas Indonesia
Paduan suara mahasiswa Universitas Indonesia ini menjadi juara dalam kompetisi paduan suara internasional 1st Andrea O Veneracion International Choir Festival di Manila, Filipina. Dalam lomba yang berlangsung pada 7-9 Agustus 2013 itu, Paragita UI menempati posisi kedua setelah tim One Chamber Choir asal Singapura. Para pemenang festival yang diselenggarakan oleh Central Cultural of Philippines bekerja sama dengan paduan suara The Philippines Madrigal Singers itu diumumkan pada 10 Agustus lalu di Manila. Atas prestasi itu, Paragita mendapatkan hadiah uang tunai US$ 3.500 dan penghargaan dari Central Cultural of Philippines.
Tahun lalu kelompok ini berhasil meraih penghargaan khusus untuk interpretasi lagu wajib terbaik dalam kompetisi prestisius Bela Bartok Choir Competition di Debrecen, Hungaria. Sebelumnya, pada 2009, Paragita menyabet gelar juara pertama kategori lagu klasik dan juara ketiga di kategori lagu rakyat pada Internationaler Chorwettbewerb di Spittal an Der Drau, Austria.
"Polisi harus siap-siap terima banjir keluhan masyarakat."
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Muhammad Nasser di Jakarta, Rabu pekan lalu. Dia menanggapi rencana Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Oegroseno membuat sistem pengaduan masyarakat via e-mail terkait dengan pelanggaran anggota kepolisian di seluruh Indonesia.
"Mungkin perlu ada aturan melarang mudik pakai sepeda motor."
Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Ronny Sompie, Senin pekan lalu. Dia mengeluhkan kecelakaan sepeda motor yang hingga hari ketiga Lebaran mencapai 2.830 kejadian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo