Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Spiral bagi pemenang

Peninggalan kerajaan siak ialah balai rung sari yang hangus musnah, selasa dipugar. diresmikan oleh menteri p & k daud yusuf, sebagai museum dan taman budaya. (ils)

3 Maret 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ABAD XVIII yaitu tahun 1723, bertahtalah raja Kerajaan Siak Sri Indrapura pertama. Kerajaan itu terletak ditepi Sungai Siak, di Kabupaten Bengkalis, Riau. Raja terakhir adalah Sultan Assaiyidis Syarief Kasim II Abdul Jalil Syaifuddin. Beliau ini memegang pemerintahan dari 1915 sampai wafatnya, 24 April 1968. Di antara peninggalan kerajaan Siak ada yang disebut Balai Rung Sari atau Balai Kerapatan Tinggi. Terletak kira-kira 500 meter dari Istana Siak. Bangunan yang telah berusia sekitar 113 tahun itu (semasa pemerintahan Raja Siak ke 11) kini sudah hampir musnah. Untung pemerintah turun tangan. Tahun 1976 Proyek Sasana Budaya di Jakarta -- proyek yang menangani pemugaran peninggalan-peninggalan bersejarah -- setuju untuk memugar Balai Rung Sari Siak itu. Awal 1978 pemugaran baru bisa dimulai. Bangunan seluas 1.205 MÿFD di atas tanah 4.447 mÿFD ini memang tidak membutuhkan waktu lama. Kurang lebih setahun pemugaran selesai. Tanggal 18 Pebruari lalu Menteri P&K Daoed Joesoef meresmikannya sebagai museum dan taman budaya. Balai itu dulu di samping untuk upacara pelantikan raja dan musyawarah para pembesar kerajaan, juga tempat pengadilan -- baik perdata, hukum adat, hukum syarak atau kriminil. Semua itu berlangsung di lantai II yang mempunyai tiga ruang ruang sidang, ruang panitera dan ruang tunggu. Sedangkan lantai I untuk ruang kantor dan ruang kadhi. Untuk menuju lantai II ada tiga tangga yang tak boleh digunakan secara sembarangan. Untuk masuk ke lantai II harus memakai tangga batu yang menghadap ke sungai yang langsung menuju dermaga. Ini tentu karena para pembesar Kerajaan Siak dulu memakai perahu kalau mau bersidang. Dua tangga lagi terletak di tengah. Konon dua tangga ini khusus untuk menandai apa yang telah terjadi di dalam sidang atau pengadilan yang berlangsung. Jelasnya begini. Tangga itu dua macam: satu terbuat dari kayu dengan lebar sekitar satu meter dan satu lagi terbuat dari besi yang berbentuk tangga spiral. Tangga besi hanya dipakai oleh mereka yang dalam sidang atau pengadilan keluar sebagai pemenang. Tangga kayu sebaliknya, bagi mereka yang kalah. Tangga Kayu & Besi Dalam perkara pengadilan, pihak yang dijatuhi hukuman tidak perlu susah-payah menuju tempat tahanan. Begitu sampai di lantai I lewat tangga kayu si terhukum langsung saja boleh meloncat beberapa meter ke halaman: di situ sudah menunggu rumah tahanan lengkap dengan penjaganya. Sayang rumah tahanan ini sudah tiada bekasnya. Menurut keterangan Effendi BA, Kepala Bidang Permuseuman, Sejarah dan Kepurbakalaan Kanwil P&K Riau, karena bangunannya dulu memang tidak dibuat permanen. Sebagai museum dan taman budaya, Balai Rung Sari akan digunakan untuk menyimpan dan memelihara peninggalan-peninggalan bersejarah Riau. Juga untuk acara-acara kesenian khas Riau. Tapi agak menimbulkan pertanyaan juga apa saja peninggalan bersejarah Riau yang bisa disimpan di Balai Rung Sari itu. Sebab isi bekas istana Siak saja boleh dikata 100% bukan berasal dari Riau ada gramapon dari Jerman, keramik dari Tiongkok dan Jepang, kursi-kursi dari Eropa dan sebagainya. Untuk mengunjungi Balai Rung Sari Siak Sri Indrapura ini bisa ditempuh dari Pekan Baru lewat Sungai Siak. Dengan bus-air perjalanan bisa makan waktu 4 jam. Dengan perahu motor hanya dua jam. Tapi berhati-hatilah. Sebab Sungai Siak ini konon sungai terdalam di Indonesia: rata-rata 30 meter, meski lebarnya hanya sekitar 50 meter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus