Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Surat dari redaksi

Rizal effendi, reporter Tempo di balikpapan melacak perdagangan wanita di tawao, malaysia timur. sarluhut napitupulu mencari tahu pelacuran di batam. seiichi okawa menelusuri artis Indonesia yang dipaksa jadi hostes di jepang.

13 November 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KISAH jual beli wanita, akhir-akhir ini, ramai menjadi berita. Misalnya, wanita Indonesia yang mengaku disekap oleh kelompok pemerkosa di Malaysia, bulan lalu, ramai dibincangkan. Sesungguhnya, kami sudah lama mengintai soal yang satu ini. Ketika itu, Maret 1993, kami berencana menulis cerita tentang dampak sosial ekonomi di Batam. Kepala Biro TEMPO di Medan, Bersihar Lubis, dan reporter Affan Bey Hutasuhut bersama Bambang Aji ketika itu bertugas di Batam memberikan sinyal: perdagangan wanita berkembang di Batam, suatu saat layak jadi cerita panjang. Tujuh bulan kemudian, ternyata apa yang kami sinyalir itu menjadi kenyataan. Dua pekan lalu, Poltabes Medan berhasil menangkap Sri Budianto tatkala sedang berusaha memboyong dua cewek Medan Ellis dan Lina untuk diseberangkan ke Batam. Dari pengakuan mereka terungkaplah: kedua wanita ini merupakan pesanan bosnya yang berkedudukan di Batam. Sang bos adalah pemilik sebuah pub di sana, dan wanita yang dibawa dari Medan itu menurut rencana akan dijadikan wanita penghibur (pelacur) di pub itu. Sarluhut Napitupulu, wartawan TEMPO di Biro Medan, pekan lalu segera terbang ke Batam untuk memburu bos itu. Dia berhasil, sumber penting ini dapat ia lacak, lalu ia interviu. Dari situ Sarluhut menelusuri lorong-lorong berbagai lokasi penampungan wanita itu di sana. Selain mendatangi pub tadi, Sarluhut juga melongok sejumlah pub lain yang ternyata berfungsi sama. Menurut Sarluhut, tiap pub punya wanita penghibur, jumlahnya macam-macam: ada yang punya 40 wanita, ada pula yang sampai 600 orang. Cerita tentang perdagangan wanita ini bukan hanya monopoli Batam. Kami juga menelusuri cerita tentang beberapa artis Indonesia yang dipaksa bekerja sebagai hostes di Jepang. Seiichi Okawa, Kepala Biro TEMPO di Tokyo pekan lalu berhasil membuat wawancara eksklusif dengan Ratna Sari Dewi Soekarno melacak jejak wanita Indonesia di berbagai tempat hiburan di Negeri Sakura itu. Di Kalimantan Timur arus perdagangan wanita ini lebih memprihatinkan. Beberapa waktu lalu, tiga gadis di bawah umur asal Balikpapan ditemukan jadi mangsa para hidung belang di sebuah hotel di Tawao, Malaysia Timur. Ketiga orang ini ternyata dikirim oleh sebuah jaringan sindikat perdagangan wanita di wilayah itu. Mereka umumnya diberi janji akan dipekerjakan di tempat yang layak dan sedikit sopan seperti di diskotek dan restoran tapi kenyataannya mereka disekap di hotel, dan dipaksa melayani para tamu. Untuk mengungkap jaringan itu, kami menugasi Rizal Effendi, reporter TEMPO di Balikpapan, menyeberang ke Tawao. Dari situ Rizal memperoleh informasi bahwa sebagian besar wanita yang dikirim ke Tawao berasal dari Jawa Timur. Bahkan, ada beberapa orang yang telah kembali ke daerah asalnya di Jawa Timur. Rizal memperoleh beberapa alamat mereka. Berdasarkan informasi itu, wartawan kami di Surabaya, K. Candra Negara, Kelik M. Nugroho, dan Jalil Hakim, mengorek kasus perdagangan wanita di sana. Di Jakarta, kami terjunkan reporter Bambang H. Sujatmoko untuk mengorek kembali kasus artis yang jadi wanita penghibur di Jepang. Semua penulisan cerita untuk Laporan Utama pekan ini didesain oleh redaktur pelaksana Zakaria M. Passe, dibantu penanggung jawab rubrik Kriminalitas Widi Yarmanto. Penulisannya sendiri dikeroyok oleh Ed Zoelverdi, Bunga Surawijaya, Toriq Hadad, dan tentunya Widi Yarmanto sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus