Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

19 Juni 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

'Neraka' di Ruas Jalan Tol Cawang-Bekasi

SAYA pengguna jalan tol dari Bekasi menuju Jakarta dan sebaliknya, hampir setiap hari. Saya merasakan jalan tol Cikampek yang seharusnya bebas hambatan malah lalu lintasnya lebih macet ketimbang jalan biasa. Penyebab utamanya: pembangunan jalur light rail transit (LRT) di sisi kiri jalan.

Di sejumlah area, terjadi penyempitan. Ruas jalan yang tadinya bisa digunakan lima-enam mobil berkurang menjadi tiga-empat mobil saja. Banyak truk keluar-masuk area proyek, terutama malam hari. Akibatnya, pada pukul 12 malam sekalipun kemacetan bisa sangat panjang.

Memang pembangunan infrastruktur besar-besaran yang dilakukan pemerintah Presiden Joko Widodo tak bisa tidak menimbulkan efek "bermacet-macet dahulu, (semoga) lancar kemudian". Tapi mungkin pemerintah juga perlu mencari solusi lain agar kemacetan tak terlalu parah.

Pemerintah juga perlu memikirkan peningkatan jumlah kendaraan pada arus mudik tahun ini. Jangan sampai pembangunan infrastruktur jangka panjang itu mengakibatkan pemudik berjibaku menghadapi kemacetan lagi selama berjam-jam.

Bagus Pramono
Warga Bekasi, Jawa Barat

Pertimbangkan Sekolah Lima Hari

SAYA adalah ibu satu putri yang khawatir terhadap konsep sekolah lima hari atau full-day school yang kini tengah digodok pemerintah. Sekolah adalah tempat belajar utama bagi anak-anak bangsa. Sementara itu, tempat bermainnya adalah di luar sekolah, seperti lingkungan sekitar rumah. Seorang anak memang wajib menimba ilmu, tapi dia tidak boleh kehilangan masa-masa bermainnya.

Saya sangat setuju pada pernyataan Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang menyebutkan penerapan durasi yang panjang untuk bersekolah akan mengganggu interaksi sosial anak. Selain di sekolah, anak-anak punya teman dan keluarga di sekitar rumah orang tuanya. Terkadang mereka lebih akrab ketimbang berteman di sekolah.

Komisi juga menyebutkan penerapan full-day school akan mengurung anak-anak di sekolah. Saya adalah orang tua yang setiap hari di rumah. Masa bersama anak adalah waktu yang paling indah. Interaksi antara ibu dan anak pada masa pertumbuhannya sangat penting bagi perkembangan karakter anak. Di rumah, anak juga bisa belajar dan membantu orang tua dalam bentuk apa pun.

Semoga pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, benar-benar sudah menyiapkan segala kemungkinannya dan mempertimbangkan dampak dari konsep sekolah seharian ini. Terima kasih.

Ina Mariono
Warga Surabaya


Ralat

DI halaman 25 majalah Tempo edisi 12-18 Juni 2017 tertulis bahwa Romo Franz Magnis-Suseno termasuk anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Seharusnya nama Romo Magnis tak ada.

Mohon maaf atas kekeliruannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus