Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

25 April 2016 | 00.00 WIB

Surat Pembaca
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Klarifikasi Buddha Tzu Chi

SEHUBUNGAN dengan berita yang dimuat di majalah Tempo edisi 18-24 April 2016, pada halaman 31 tertulis "...bertemu dengan Aguan bersama dengan sejumlah petinggi DPRD di rumah pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi itu". Bersama ini, kami mengklarifikasi informasi tersebut bahwa Pak Aguan adalah Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan bukan pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.

Suriadi
Kepala Sekretariat
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Jalan Boulevard Pantai Indah Kapuk
Jakarta Utara

Terima kasih atas penjelasan Anda.


Soal Reklamasi Jakarta

POLEMIK kewenangan pelaksanaan reklamasi teluk Jakarta antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan pemerintah DKI Jakarta sebaiknya jangan mengorbankan para investor yang telah dipercaya mengerjakan pulau reklamasi. Jika polemik yang sebenarnya tidak terlalu substantif ini dibiarkan terus bergulir, selain dapat mengorbankan pembangunan, tidak baik bagi perkembangan iklim investasi di Tanah Air. Para investor menjadi ragu untuk berinvestasi karena tidak adanya kepastian hukum.

Tentu semangat seperti ini bertolak belakang dengan keinginan pemerintah di bawah komando Presiden Joko Widodo, yang gencar mengundang investor masuk ke Indonesia. Mereka dapat saja berpikir bagaimana nasib mereka nanti jika investor dalam negeri saja sudah diperlakukan tidak baik.

Sikap Kementerian Kelautan yang senada dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat agar reklamasi untuk sementara dihentikan merupakan contoh tidak baik dan terkesan kurang ramah dalam memperlakukan investor. Hal ini tentu berdampak buruk bagi perkembangan dunia investasi di Indonesia.

Bagi investor, penghentian pembangunan yang sedang berjalan tentu akan berdampak besar pada stabilitas perusahaan yang berkonsekuensi pada kerugian yang harus mereka tanggung. Bagi dunia usaha, segala sesuatu terkait dengan pekerjaan tentunya harus dapat berjalan sesuai dengan schedule yang telah direncanakan.

Dalam polemik terkait dengan kewenangan izin reklamasi, sebaiknya Presiden Jokowi dapat mengambil tindakan tegas dengan menjembatani antara Kementerian Kelautan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendudukkan masalah ini dengan baik tanpa mengorbankan pembangunan dan tetap ramah pada investor tanpa menghentikan proses pelaksanaan reklamasi yang sedang berjalan.

Jika reklamasi ini bertujuan memenuhi tuntutan pembangunan sekaligus menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi Pemerintah Provinsi DKI dalam rangka memberikan yang terbaik bagi pembangunan Ibu Kota, sudah sepantasnyalah pihak terkait meninggalkan ego sektoral agar tidak mengorbankan kebaikan yang jauh lebih besar di masa mendatang.

Jangan sampai perdebatan kewenangan ini hanya menjadi perang isu di media massa tanpa adanya solusi konkret dalam penyelesaiannya. Apalagi jika ada kepentingan politik ikut memainkan peran dalam kasus ini. Semoga sikap pemerintah tidak membuat investor jera dan takut untuk melakukan investasi karena adanya pelajaran buruk dari kasus reklamasi ini.

Dhea Ananda Putri
Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila, Jakarta


Benarkah Iwan Piliang Alumnus Tempo?

PADA 12 April 2016 malam, saya menonton acara Indonesia Lawyers Club di TVOne yang membahas sengkarut pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras oleh pemerintah Jakarta. Dalam acara tersebut, salah satu narasumbernya adalah Iwan Piliang. Ia diberi kesempatan menyampaikan hasil investigasi jurnalistiknya. Ia antara lain mengatakan kurang-lebih seperti ini: laporan majalah Tempo tentang Sumber Waras tidak kredibel.

Saya sangat kecewa karena Iwan Piliang yang mengaku sebagai mantan wartawan Tempo justru memanfaatkan TVOne untuk membentuk opini dan mendiskreditkan Tempo. Seharusnya, kalau merasa investigasi majalah Tempo tidak kredibel, ia bisa mengajukan hak koreksi kepada Tempo. Pernyataannya di TVOne sangat tendensius sehingga membentuk opini seolah-olah Tempo tidak bisa dipercaya. Pernyataan Iwan Piliang tak ada yang bisa membantah karena tak ada wartawan Tempo yang diundang sebagai narasumber acara itu.

Mudah-mudahan Tempo siap dan tetap kukuh menghadapi serangan-serangan orang yang tidak senang. Tempo tetap menjadi bacaan utama kami.

Alex Walalangi
[email protected]

Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada Tempo. Sepanjang sejarah 45 tahun Tempo, nama Iwan Piliang atau Narliswandi Piliang tak tercatat di daftar karyawan. Jadi ia bukan alumnus Tempo.


RALAT

Dalam majalah Tempo edisi tokoh perempuan, 18-25 April 2016, salah satu tokoh di bidang pendidikan tertulis Ana Agustiana. Semestinya pendiri Sekolah Kita Rumpin di Bogor ini bernama Ana Agustina. Mohon maaf atas kekeliruan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus