Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apresiasi untuk Sampul Tempo
KETIKA Anda mulai membaca majalah Tempo setiap pekan, gambar sampul pastilah hal pertama yang Anda amati. Dari judul Laporan Utama yang mengentak, detail unik dalam lekuk gambar di halaman muka itu, permainan warna, sampai simbol tertentu yang disiratkannya. Ilustrasi atau foto yang terpampang di sampul Tempo memang bertujuan, antara lain, membuat Anda tidak melepaskan majalah ini dari tangan.
Karena fungsinya yang begitu penting, pembuatan sampul Tempo menjadi bagian khusus dari kerja keredaksian kami. Bahkan, untuk edisi-edisi tertentu, sampul kadang sudah dibahas dan dipersiapkan dua-tiga pekan sebelum terbit. "Ada diskusi intensif, penyaringan ide sampai beberapa lapis, sebelum akhirnya desain final disetujui," kata Eko Punto Pambudi, Kepala Bagian Kreatif Majalah Tempo.
Meski begitu, kami tetap terkejut ketika Serikat Perusahaan Pers memberikan anugerah tiga penghargaan tertinggi untuk sampul Tempo dalam ajang Indonesia Print Media Awards (IPMA) tahun ini. Dalam acara yang digelar untuk menyambut Hari Pers Nasional di Novita Hotel, Jambi, Selasa pekan lalu, majalah Tempo meraih tiga emas untuk kategori majalah lokal berita politik dan bisnis.
Sampul majalah Tempo yang menang adalah sampul edisi 21 Februari 2011 dengan judul "Mengapa Harus Takut", edisi 22 Agustus 2011 dengan judul "Sekongkol Kakap Nazaruddin", dan edisi 10 Oktober 2011 dengan judul "The Banggars".
Koran Tempo tak ketinggalan. Harian ini mendapatkan satu emas pada kategori koran nasional untuk edisi 26 Desember 2011 dengan judul "Anas Tantang KPK Buktikan Dokumen Nazar". Koran Tempo Makassar melengkapi apresiasi publik untuk gambar-gambar sampul kami dengan mendapatkan satu emas pada kategori koran regional Sulawesi.
"Tahun ini mencatat rekor penghargaan terbanyak untuk sampul Tempo," kata Eko Punto. Dalam ajang serupa pada tahun-tahun sebelumnya, kami memang tidak pernah mendapatkan lima emas sekaligus. Kemenangan majalah Tempo kali ini jadi makin berharga karena kami menyisihkan 509 gambar sampul majalah lain dari 154 perusahaan media se-Indonesia. Ini tentu bukan prestasi main-main.
Kami tidak sedang berbasa-basi ketika mengaku kaget mendapatkan banyak emas tahun ini. Soalnya, proses kreatif pembuatan sampul majalah ini sebenarnya tak melulu mempertimbangkan faktor seni dan keindahan. "Faktor 'keamanan' juga jadi syarat penting," kata ilustrator Tempo yang kerap menggarap ilustrasi sampul, Kendra Paramita. "Kami tentu tidak mau sampul yang menarik malah membuat Tempo digugat di pengadilan," katanya tertawa.
Di Jambi, Selasa malam pekan lalu, Kepala Pemberitaan Korporat Tempo Toriq Hadad jadi orang yang paling gembira. Senyumnya mengembang tak putus-putus. "Ini kemenangan orang-orang Tempo," katanya. Tentu juga kemenangan Anda, pembaca Tempo. n
Koreksi Artikel Metformin
MAJALAH Tempo edisi lalu memuat artikel berjudul "Obat Diabetes Memicu Kanker" di rubrik Info Kesehatan. Saya merasa sedih dan marah membaca berita itu karena informasinya tidak akurat. Saya bekerja di perusahaan yang menemukan dan memasarkan Metformin sejak 55 tahun yang lalu. Sekarang Metformin sudah kehilangan hak paten di Indonesia, dan puluhan obat generik Metformin sudah ada di pasar.
Berita yang disadur Tempo berasal dari American Journal of Gastroenterology edisi Februari 2012 dan Reuters (Health). Kedua media ini jelas-jelas menulis: "Dibanding pemakaian obat antidiabetes lainnya, Metformin terbukti menurunkan risiko kanker pankreas pada penderita diabetes perempuan dan bahkan penelitian sebelumnya memperlihatkan Metformin menurunkan risiko berbagai kanker lainnya."
Akibat berita Tempo, saya mendapat informasi dari beberapa kolega dokter bahwa beberapa pasien menolak diberi Metformin. Padahal Metformin obat utama untuk penderita diabetes. Obat ini terapi lini pertama dan terapi dasar untuk diabetes tipe 2 seperti direkomendasikan berbagai asosiasi dokter diabetes di dunia dan di Indonesia. Harganya juga terjangkau oleh hampir semua pasien diabetes mengingat banyaknya produk yang tersedia dengan beragam merek dan harga.
Selain efektif mengontrol gula darah pasien, Metformin terbukti menurunkan risiko komplikasi penyakit jantung yang amat sangat sering terjadi pada pasien diabetes. Para pakar diabetes juga mengatakan Metformin memiliki efek antitumor. Berbagai analisis retrospektif memperlihatkan pemakaian Metformin berkorelasi dengan lebih sedikitnya insiden kanker, seperti kanker pankreas pada pasien diabetes tipe 2 dibanding pemakaian obat diabetes lainnya.
Saya berharap Tempo segera meralat berita itu agar tidak menyesatkan pasien diabetes—terutama mereka yang sedang mendapat pengobatan Metformin. Diabetes yang tidak terkontrol akan menjadi beban sosial yang besar karena diabetes menyebabkan berbagai komplikasi yang membutuhkan biaya besar. Terlebih lagi diabetes banyak menyerang orang pada usia produktif. Terima kasih.
Dr Risa Anwar
Medical Director/LDSO-Pharmaceutical DivisionPT Merck Tbk Indonesia
Terima kasih atas tanggapan Anda. Surat ini sekaligus menjadi ralat terhadap artikel "Obat Diabetes Memicu Kanker" pada Tempo edisi pekan lalu.
—Redaksi
RALAT
Pada majalah Tempo edisi 6-12 Februari 2012, ada artikel mengenai wafatnya pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah, Kediri, KH Munif Djazuli. Dalam berita itu, KH Munif disebut punya nama panggilan ”Gus Miek”. Seharusnya nama panggilan almarhum adalah Gus Munif. Gus Miek adalah nama panggilan kakaknya, KH Hamim Djazuli, yang meninggal pada 1993. Kami mohon maaf.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo