Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

7 Maret 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Protes Karcis Transjakarta

KONON, untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, Transjakarta bekerja sama dengan Bank DKI merilis kartu karcis elektrik. Meski semula agak skeptis, saya akhirnya membeli satu kartu senilai Rp 25 ribu. Kartunya berwarna merah seukuran kartu kredit dengan desain menarik.

Suatu sore, sepulang dari kantor, saya menggunakan kartu elektrik ini untuk pertama kalinya di halte Kuningan, Jakarta Selatan. Tanpa pikir panjang, saya melewati antrean di depan loket karcis, langsung masuk ke ruang tunggu, seraya memperlihatkan karcis elektrik saya kepada petugas. Tapi apa yang terjadi? Petugas Transjakarta menolak kartu saya dan meminta saya antre di loket karcis. Dengan kebingungan, saya patuh dan antre seperti penumpang lain yang tidak punya kartu karcis elektrik. 

Di depan loket, kasir mendekatkan kartu elektrik saya pada sebuah alat sensor, lalu memberi saya sebuah karcis kertas biasa seharga Rp 3.500. Saya membawa karcis kertas itu ke petugas yang berdiri kurang dari satu meter dari loket, yang kemudian merobek kertas karcis itu. Saya benar-benar dibuat melongo. Untuk apa saya membeli kartu karcis elektrik, jika saya tetap saja harus antre dan tetap saja diberi karcis biasa dari kertas?

Ketidakpraktisan kartu karcis ini tidak hanya itu. Pada kesempatan lain, alat sensor karcis elektrik Transjakarta bermasalah. Meski kartu sudah bolak-balik didekatkan, alat sensor tetap tak mengenalinya. Gara-gara insiden itu, bus Transjakarta yang sudah di depan mata lewat meninggalkan saya yang terjebak di depan loket. Belakangan saya tahu, akibat berkali-kali digesekkan ke alat sensor, kredit dana saya di dalam kartu elektrik berkurang. Petugas loket sepertinya tak dibekali informasi tentang risiko macam ini. Kesimpulannya, kartu karcis elektrik Transjakarta justru merugikan penumpang.  

Saya menyarankan agar pemerintah Jakarta dan Badan Pengelola Transjakarta melakukan studi banding ke Singapura. Di sana, bus kota sudah menggunakan karcis elektrik. Penumpang cukup menempelkan sendiri kartu mereka ke alat sensor dekat pengemudi bus, ketika naik dan turun dari bus. Praktis, efisien, dan nyaman. Kapan Jakarta bisa seperti Singapura?

Sugeng Hartono
Bona Indah, Lebak Bulus
Jakarta 12440

Koreksi Artikel Janet Jackson

ADA kekeliruan yang mengganggu dalam artikel berjudul ”Rindu Janet, Rindu Jacko”, yang dimuat majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011. Satu paragraf dalam artikel itu mencoba menggambarkan suasana konser Janet di Jakarta, dua pekan lalu, dengan kalimat berikut ini: ”Video itu menyuguhkan nukilan peristiwa yang dialami Janet mulai anak-anak, remaja, hingga dewasa. Yang paling menohok kita adalah fragmen yang berisi kemarahannya terhadap tim artis-musisi pendukungnya....”

Setahu saya, selain dikenal sebagai penyanyi, Janet Jackson seorang aktris yang terjun ke dunia seni peran sejak kecil. Video yang ditampilkan dalam kongres Janet itu adalah nukilan berbagai film dan serial televisi yang dia bintangi. Ada adegan dalam serial komedi situasi Good Times dan Different Strokes. Juga potongan akting Janet dalam film Poetic Justice, The Nutty Professor, dan Why Did I Get Married Too. Adegan Janet mengusir krunya keluar dari rumah sembari membanting dan memecahkan semua perabotan dengan tongkat adalah bagian dari film komedi Janet itu.

Saya menyesalkan ketidakpahaman Tempo atas konteks adegan-adegan dalam video di konser Janet itu. Ini seharusnya tidak terjadi untuk majalah sekelas Tempo.

Silvia Walker
Jakarta

Tanggapan Bank Bukopin

Berkaitan dengan surat pembaca Ibu Endang Padmaningsih, yang dimuat di majalah Tempo edisi lalu, kami menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan pengiriman majalah. Kami telah bertemu langsung dengan beliau untuk meminta maaf dan menyampaikan majalah yang beliau kehendaki. Untuk selanjutnya, kami akan mengirimkan majalah secara teratur sesuai dengan keinginan Bu Endang.

Kami sangat berterima kasih atas masukan yang diberikan. Hal ini akan menjadi perhatian kami untuk selalu meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah kami. Terima kasih.

Hari Wurianto
Kepala Divisi Pelayanan
PT Bank Bukopin Tbk

Rekening Gendut Perwira Polisi

BERITA tentang adanya sejumlah rekening gendut perwira polisi kembali menghangat dalam dua pekan terakhir ini. Komisi Informasi Publik sudah meminta Markas Besar Polri membuka saja siapa pemilik rekening-rekening gendut itu pada khalayak.

Saya tertarik untuk mengkaji istilah ”Rekening Gendut Perwira Polisi” yang selama ini lazim dipergunakan media massa. Menurut saya, istilah itu mengandung tiga konsep yang terkait: ”rekening”, ”gendut”,  dan ”perwira polisi”. Kalau dikombinasikan, bisa muncul empat kemungkinan dengan konsekuensi berbeda, yakni (1) ada polisi kurus yang punya rekening kurus, (2) ada polisi kurus tapi punya rekening gendut, (3) ada polisi gendut punya rekening kurus, dan (4) ada polisi gendut punya rekening gendut pula.

Karena itulah, jangan sampai ada salah kaprah bahwa rekening gendut hanya dimiliki perwira polisi yang gendut. Polisi gendut bisa saja punya rekening kurus. Selain itu, jangan semua rekening milik polisi gendut diperiksa dan dianggap bermasalah. Nanti jangan-jangan semua polisi gendut dilarang punya rekening bank.

Saya menyarankan agar Komisi Pemberantasan Korupsi segera memeriksa semua rekening polisi gendut dan kurus. Jika ditemukan rekening gendut, sita dan gunakan asas pembuktian terbalik.

Aspendi Kasuma
Kompleks Sarana Indah Permai, Kedaung, Pamulang

RALAT

Alamat penulis surat pembaca Tempo, Syaiful Pandu, pada edisi lalu, salah. Yang benar adalah Jalan Nila Blok A2, Kompleks Cendana, Balaijara, Pinggir Riau 28884. Redaksi mohon maaf atas kekeliruan ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus