Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Surat Pembaca

13 Juli 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanggapan untuk Konsorsium Busway

SEBAGAI lembaga yang mengadvo­ka­si hakhak konsumen, kami ingin me­nanggapi jawaban konsorsium busway (PT Jakarta Mega Trans) atas investigasi ”Jebol Fulus di Jalur Busway” pada majalah Tempo edisi 29 Juni5 Juli 2009.

Pada jawaban butir 2.b. mengenai ke­rugian negara, konsorsium cenderung­ mencari solusi masalah subsidi dengan­ memberikan beban kepada konsumen melalui kenaikan tarif. Dalam penyeleng­garaan layanan publik yang menjadi ke­wajiban pemerintah, tarif kepada kon­su­men ha­rus didasarkan pada harga­ pokok layanan angkutan yang paling efisien. Inefisiensi akibat buruknya manajemen dan tidak adanya kompetisi yang sehat tak selayaknya dibebankan kepada konsumen.

Penjelasan konsorsium mengenai perbandingan antara tarif busway dan Patas AC tidak relevan karena berbeda karakteristik dan kualitas layanannya. Malah, ini menimbulkan pertanyaan baru perlunya evaluasi terhadap kewajaran harga pokok penyelenggaraan bus Patas AC.

Selain itu, hasil survei Japan International Cooperation Agency pada akhir 2008 menunjukkan bahwa 47 persen penduduk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mengeluarkan 1020 persen pendapatannya untuk biaya transportasi. Bahkan, 16 persen penduduk harus mengeluarkan 2030 persen.

Menurut studi Bank Dunia, pendapat­an yang digunakan untuk angkutan umum di negara berkembang seharusnya tidak lebih dari 10 persen agar belanja keperluan lain seperti bahan pokok dan sekolah tidak terabaikan. Sudah saatnya pemerintah merasionalisasi pola penyelenggaraan angkutan umum bus secara transparan serta akuntabel sehingga efisien dan berpihak kepada rakyat.

TULUS ABADI
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia


Judi Togel Singapura di Bekasi

UPAYA pemerintah memberantas ju­di belum menunjukkan hasil yang meng­gembirakan. Di perumahan Bumi Sani Permai, Setia Mekar, Tambun Selatan, Bekasi, judi toto gelap (togel) Singapura terlihat masih semarak. Judi ini dikelola oleh pasangan suamiistri di sebuah kontrakan. Mereka sudah lebih dari sepuluh tahun mengelola togel Singapura.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mereka dibeking oknumoknum polisi yang kadang datang mengendarai mobil bertuliskan Polsek Tambun. Judi togel ini juga dibiarkan oleh ketua rukun warga setempat. Warga berkalikali menyampaikan masalah ini agar bertindak tegas. Namun, aspirasi warga dianggap angin lalu.

Kami sangat resah. Kami mohon Kepala Kepolisian Jenderal Bambang Hendarso Danuri menindaklanjuti peng­aduan ini. Kami juga berharap Kepala Kepolisian menindak tegas oknum di jajarannya.

NAMA DAN ALAMAT
DI REDAKSI


Belajarlah ke Jepang

BANYAK anak teman saya yang kembali belajar dari Amerika mengalami benturan pola pikir. Mengecap pendidik­an gaya Barat jelas akan berbeda dengan pola pikir kita sebagai orang Timur. Tanpa pikir panjang, segalanya langsung ingin­ dilakukan. Alasannya, time is money. Benar, tapi itu mesti berlandaskan pada pola pikir jangka panjang.

Jadi, mengapa harus belajar ke Amerika atau negara Barat lain? Belajarlah ke Jepang yang berbudaya sama dan memiliki kualitas setara dengan Barat. Memang tidak mudah belajar ke Jepang. Yang tak mengerti bahasa Jepang pasti pusing tujuh keliling.

Dengan budaya Timur negara maju ini, anakanak akan bersinergi bersama orang tuanya. Jangan heran kalau Malay­sia menekankan agar generasi muda­nya belajar ke Jepang. Jumlah pelajar Ma­lay­sia di Jepang saat ini terbanyak ketiga setelah Cina dan Korea.

Sudah saatnya kita mengimbau dan membawa anakanak muda Indonesia un­tuk belajar ke Jepang. Untuk mengenal negara itu lebih dekat, cobalah hadir pada pameran dan seminar internasional pendidikan Jepang yang akan diselenggarakan pada 29 Agustus di Hotel Nikko, Jakarta, dan 30 Agustus di Sheraton Hotel, Surabaya. Semua gratis tapi perlu pendaftaran melalui [email protected].

RICHARD SUSILO
Koordinator JapanIndonesia Economic Forum di Tokyo, Jepang


Pekerjaan Rumah Perbaikan DPT

MENJELANG pemilihan presiden, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan yang membolehkan penggunaan KTP dan paspor bagi warga yang tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) untuk memberikan suara. Namun keputusan tersebut diyakini tidak akan maksimal mengatasi kekisruhan DPT.

Upaya Mahkamah mengembalikan hak demokrasi anak bangsa hanyalah solusi darurat. Masalah DPT tidak hanya soal terdaftar atau tidaknya warga. Ini memerlukan penanganan menyeluruh, dari persoalan regulasi, implementasi di lapangan, hingga yang lebih mendasar yaitu membangkitkan kesadaran bangsa untuk peduli pada penataan kehidupan berdemokrasi.

Mudahmudahan kekisruhan DPT kali ini menjadi pembelajaran bersama untuk lebih bersungguhsungguh menata ulang administrasi kependudukan kita. Diakui atau tidak, penyebab awal persoalan DPT adalah karena selama ini kita menganggap enteng urusan administrasi warga negara.

GERRY SETIAWAN
Jl. Kober Gang H. Ismail
Condet, Jakarta Timur


Pemilihan Lancar dan Aman

BANYAK pihak mengkhawatirkan pelaksanaan pemilihan presiden tidak lancar. Bahkan ada yang memperkirakan ada kekacauan. Alhamdulillah, ternyata pelaksanaannya lancar dan aman.

Di Puri Cikeas, Bogor, calon presiden Yudhoyono mengucapkan terima kasih atas suksesnya penyelenggaraan pemi­lihan yang aman, tertib, dan lancar. Ini sebagai langkah awal pembangunan demokrasi yang berkualitas setelah 11 tahun reformasi.

Saya setuju dengan pernyataan calon wakil presiden Wiranto bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu mempermasalahkan siapa pun pasangan calon pre­siden dan wakil presiden yang nantinya terpilih. Sebab, yang menentukan adalah rakyat yang memberi mandat.

TATA RUSTADINATA
Panghegar Permai III, Ujungberung, Bandung


Terima Kasih Atas Pemilu Damai

PEMILIHAN presiden berlangsung relatif damai. Tidak ada gejolak berarti yang berpotensi mengganggu perjalanan demokrasi Indonesia. Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berterima kasih kepada rakyat yang telah memberikan suara. Kita juga patut berterima kasih kepada elite politik seperti pasangan Megawati SoekarnoputriPrabowo Subianto, Susilo Bambang YudhoyonoBoediono, dan Jusuf KallaWiranto yang telah membangun budaya demokrasi Indonesia.

Kendati demikian, tetap ditemukan riak masalah di lapangan. Contohnya, keputusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan penggunaan kartu tanda penduduk dan kartu keluarga untuk memilih. Karena baru diputuskan dua hari menjelang pemungutan suara, itu menyulitkan sosialisasi dan implementasi di lapangan.

Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut dikeluarkan untuk menjawab permasalahan daftar pemilih tetap. Bila nantinya ada keberatan terhadap hasil­ pemilihan presiden, hendaknya disele­saikan melalui instrumen demokrasi yang tersedia.

I MADE ADIYAKSA
Jl. Wira Bhakti VI Jatiwaringin, Jakarta Timur


Mari Kita Dukung

SERATUS juta lebih rakyat telah menggunakan hak pilihnya. Diharapkan, tidak ada masalah lagi. Siapa pun yang menjadi RI1 dan RI2, itu merupa­kan pilihan kita semua. Secara legal wajib kita dukung dengan tulus, serta me­ngontrolnya selama memimpin negeri ini.

Bagi pihak yang kalah tak perlu kecewa, tidak perlu memusuhi yang menang. Sebaliknya, yang menang harus memberikan teladan kepada rakyat, dan tidak sombong serta angkuh terhadap siapa saja. Kalah menang adalah biasa, tergantung bagaimana menyikapinya secara arif dan bertanggung jawab. Proses demokrasi jangan dibayar dengan saling mencaci.

WISNU WIDJAJA
Jl. Sindoro I No. 16
Kalibuntu, Panggung, Tegal


Kemenangan Seluruh Rakyat Indonesia

BILA mengacu hasil penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum, pa­sangan SBYBoediono untuk sementara unggul dari dua pasangan calon lainnya. Meskipun hasil akhir penghitungan masih lama, sejumlah pemimpin dunia sudah mengirimkan ucapan selamat kepada SBYBoediono. Pun dari kalangan dalam negeri.

Pesta demokrasi lima tahunan ini te­lah memberikan pendidikan politik kepada rakyat. Partisipasi rakyat kali ini meningkat dibanding pemilihan legis­latif. Hal ini menunjukkan bahwa rak­yat ingin memiliki pemimpin yang me­nga­yomi semua golongan. Kita tidak perlu mempermasalahkan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Sebab, siapa pun yang terpilih merupakan kemenangan seluruh rakyat Indonesia.

TEUKU FACHRI
Awanglong 50, Samarinda, Kalimantan Timur


Tertibkan Lembaga yang Menyesatkan

PEMILIHAN presiden tinggal dua pekan lagi. Sejumlah lembaga survei, baik yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum maupun yang belum, ikut meramaikan pesta demokrasi lima tahunan ini. Mereka melakukan survei terhadap elektabilitas setiap pasangan. Hasilnya, beberapa lembaga survei menunjukkan perbedaan signifikan.

Ini membuat rakyat bingung. Juga membohongi serta membodohi masyarakat. Perbedaan antarlembaga survei dengan metodologi survei yang hampir sama terletak pada tidak jelasnya status lembaga survei: independent pollster atau campaign pollster.

Karena survei ini dilakukan menjelang pemilihan presiden, Komisi Pemilihan Umum harus menertibkan dan menindak lembaga survei yang tidak terdaftar. Sebab, ini bisa membentuk opini yang menyesatkan. Asosiasi lembaga survei diharapkan segera membuat aturan main yang jelas. Dengan demikian, hasil survei bisa dipertanggungjawabkan.

FERDIANSYAH PUTRA
Kota Kembang Permai 42, Depok, Jawa Barat


Menjaga Jembatan Suramadu

RASANYA bangga melihat Jembatan SurabayaMadura (Suramadu). Puluh­an­ tahun diimpikan. Akhirnya, pada 13 Juni lalu jembatan itu diresmikan. Ini jelas akan memberi warna dan perubah­an positif bagi kehidupan dan roda perekonomian wilayah tersebut.

Ketika belum genap satu minggu, ter­sebar berita yang menyebutkan perangkat keamanan jembatan seperti baut, mur, dan lampu penerangan jalan raib dicuri. Saya sedih serta tidak mengerti­ bahwa masih ada orang yang berpikir begitu picik. Dengan alasan apa pun, mereka tidak peduli dengan keselamatan orang lain.

DODY CANDRA
Griya Asri II, Depok, Jawa Barat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus