Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Turut Berduka untuk Tempo
Saya tidak kenal Bung Yusril Djalinus sampai saya membaca kolom Surat di Tempo edisi 9-15 Februari 2009. Sungguh suatu tulisan yang indah, menyentuh, dan bisa membuat saya turut mengenal sosok Bung Yusril dan merasakan rasa kehilangan Tempo. Semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan.
FARID GANIO TJOKROSOESENO
[email protected]
Banyak Calon, Jadi Bingung
BANYAK tokoh yang mencalonkan diri menjadi presiden, bikin biÂngung. Satu sisi banyak pilihan adalah hal bagus, tapi sisi lain banyak pilihan bisa menyesatkan.
Itu bukti bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami degradasi kepemimpinÂan dan kewibawaan yang sungguh luar biasa. Ini belum soal partai yang 44. Seperti hutan belantara saja. Ada yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia dan tidak sedikit yang tak berguna bahkan mengandung racun dan virus. SeÂmoga Indonesia tetap tidak ada gejolak. Walaupun tingkat kekhawatiran terhadap sukses-tidaknya pemilu mendatang cukup tinggi, kita harus tetap optimistis bahwa inilah proses yang harus dilalui oleh bangsa yang multipartai.
HENDRIWAN ANGKASA, SIP
Tambora, Jakarta Barat
Pernyataan Warga Kedumulyo
KAMI, sejak awal, menolak pendirian pabrik PT Semen Gresik dengan alasan berbagai kerusakan yang bisa timbul. Sampai sekarang mayoritas warga Kedumulyo menolak keras rencana pendirian pabrik Semen Gresik di desa kami. Adapun yang setuju hanya sebagian kecil warga, antara lain kepala desa, perangkat, dan orang-orang di sekitarnya.
Untuk menghindari konflik antarwarga berkaitan dengan analisis dampak terhadap lingkungan, kami telah membentuk tim pakar untuk mewakili kami dalam melakukan penelitian dan pembuatan analisis dampak lingkungÂan secara bersama. Tapi usaha kami ini sampai sekarang belum mendapatkan tanggapan karena tim peneliti dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro selalu tidak bersedia hadir dengan alasan telah mendapatkan SK kelayakan lingkungan dari gubernur.Untuk itu kami selaku warga Kedumulyo menyatakan tuntutan sebagai berikut:
1. Menolak rencana pendirian pabrik Semen Gresik di Kedumulyo.
2. Cabut SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/27/2008 tentang PersetujuÂan Kelayakan Lingkungan Hidup Pembangunan Pabrik Semen PT Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kabupaten Pati.
3. Meminta kepada gubernur untuk menghijaukan kembali pegunungan Kendeng agar lebih berguna bagi masyarakat sekitar. Apabila gubernur tidak sanggup melakukannya, warga beserta seluruh elemen masyarakat lainnya sanggup untuk melakukannya.
M. SOBIRIN
Atas nama warga Kedumulyo,
Pati, Jawa Tengah
Renungan untuk Anggota DPR
DPR memang Dewan Perwakilan RakÂyat, tak cuma Dewan Pengikisan (uang) Rakyat. Semua masalah IndoneÂsia diwakili oleh anggota DPR. Ada yang korupsi, mengisap narkotika, judi, perkosaan, suka bolos kerja. Ada lagi yang menaikkan gaji sepihak padahal konstituennya kelaparan, lumpuh layu, kurang gizi, terendam lumpur.
Mungkin para anggota yang terhormat itu sedang menjalankan aji mumpung, sampai mereka lupa segalanya. Lupa bahwa Tuhan selalu mengetahui semua perbuatan kita, di mana pun, kapan pun. Anggota yang baik tak perlu khawaÂtir dengan gencarnya KPK memberantas korupsi. Becik ketitik, ala ketara (yang baik ataupun yang buruk akan ketahuan) yang sampai sekarang pun masih valid. Setelah 63 tahun merdeka, semoga kita bisa lebih baik. Pemilu 2009 akan menghasilkan pemimpin yang baik.
Soenoto Pringgohardjo
Solo, Jawa Tengah
Survei Pasien Ponari
DITUTUP, dibuka, ditutup lagi, dan akhirnya dibuka lagi. Itulah yang terjadi pada pengobatan tak masuk akal bocah Ponari. Tidak ada pembuktian ilmiah terhadap batu petir tersebut, karena memang itu wilayahnya nonscience (di luar penalaran). Tapi tak ada salahÂnya dilakukan survei. Misalnya, dari 100 pasien yang sakit (dibuktikan secara medis), berapa orang yang benar-benar sembuh setelah meminum air celupan batu petir tersebut (juga dibuktikan secara medis).
Barangkali ada baiknya pemerintah setempat membuka layanan puskesmas gratis (buka pagi hari) di dekat tempat praktek Ponari. Puskesmas gratis ini harus dijaga polisi. Sedangkan Ponari haÂnya diperbolehkan praktek siang-sore haÂri (sesudah Ponari pulang sekolah). Tujuannya adalah mengurangi berjejalnya pengunjung sekaligus mengajak masyarakat untuk melakukan pengobatan secara rasional. Jangan sampai masyarakat kita mengalami penyakit penalaran.
Hariyanto Imadha
Bojonegoro, Jawa Timur
Redaksi menerima surat senada dari Fathimah Azzahra di Depok, Jawa Barat.
Soal Golput Haram
Fatwa golput haram Majelis Ulama Indonesia seolah merupakan pesanan dari tokoh yang memang menganjurkan itu. Pemilu memang berlandaskan asas sekularisme, yang sudah diharamkan juga. Seharusnya MUI patuh pada soal ini, bukan pada soal tak boleh memilihnya saja.
Saya sendiri tak berharap Pemilu 2009 bisa mengangkat taraf hidup masyarakat. Kita krisis sistemik sehingga siapa pun yang terpilih, meski baik dan saleh, tak bisa berbuat banyak. Reformasi haÂrus struktural dan mendasar.
ISMIYATUN
Bambu Apus, Jakarta Timur
Netralitas Tentara dalam Pemilu
MASIH ada kecenderungan untuk menarik TNI kembali ke dalam kancah politik, yang diwarnai pula dengan nuansa keÂcurigaan terhadap netralitas TNI. PangÂÂlima TNI juga mempersilakan masyarakat untuk ikut mengawasi netralitas TNI pada Pemilu 2009. Instruksi dan sistem komando di lingkungan TNI disertai penerbitan buku saÂku netralitas TNI dinilai cukup memaÂdai untuk membentengi prajurit TNI daÂri kegiatan politik praktis termasuk yang berÂkaitan dengan Pemilu 2009. Pihaknya akan bertindak tegas kepada prajurit TNI yang tidak netral.
TNI secara kelembagaan ataupun individu harus netral, karena mereka bukan anggota partai politik. Mereka harus berpegang teguh pada komitmen untuk tetap netral dan tidak terlibat dalam politik praktis. Tidak bisa dibayangkan apabila anggota TNI berpihak pada salah satu parpol tertentu. Pada saat itu mereka terpecah belah karena berpihak pada parpol tertentu. Maka netralitas memang harus tetap dijaga.
AGUNG WIRATAMA
Depok, Jawa Barat
Optimalkan Sosialisasi Pemilu
Pelaksanaan Pemilu 2009 semakin deÂÂkat, tapi masih banyak masyarakat yang belum memahami cara memiÂlih. Bahkan ada sebagian masyarakat tidak tahu kapan Pemilu 2009 dilaksanakan. CelakaÂnya lagi perangkat pemerintahan desa dan kecamatan juga tidak tahu mekanisme pemilihan dalam Pemilu 2009. Ini karena kurang sosialisasi.
Komisi Pemilihan Umum harus mengÂoptimalkan waktu yang tinggal beberaÂpa hari ini untuk menyosialisasikan pelaksanaan pemilu, baik waktu pelaksanaan maupun teknis mencontreng, melalui berbagai media, baik media massa maupun berbagai kesempatan di masyarakat dengan melibatkan seluruh elemen bangsa, demi terwujudnya kemajuan demokrasi di Indonesia dan kesuksesan Pemilu 2009.
PRIBADI SANTOSO
Bogor, Jawa Barat
Negarawan, Bukan Provokator Politik
Suhu politik semakin panas dengan saling sindir dan kritik antar-calon presiden. Entah apa yang ada di benak Yudhoyono dan Megawati. PertarungÂan parodi iklan dan parodi kritik mereka seharusnya tidak diumbar di depan rakÂyat yang telah menunjuk mereka menjadi elite politik negeri ini.
Tahan dirilah demi kepentingan rakÂyat. Tindak tanduk mereka bisa menyulut pendukung masing-masing. Jadi, bisa khaos. Etika komunikasi politik harus diperbaiki. Perbaikan komunikasi politik yang lebih tepat dan terarah akan memberikan pencerahan yang lebih baik kepada rakyat ketimbang saling bertikai dan hanya untuk menarik untung. Jadilah negarawan, bukan provokator politik. Sebab, pertaruhannya demokrasi.
HJ SITI UMIYATI
Bogor, Jawa Barat
Jaga Damai Aceh
MENJELANG Pemilu 2009, suasana Aceh yang belum pulih bisa jadi panas kembali. Konflik partai, warga, dan kriÂminalitas bisa mengganggu pemilu. Marti Ahtisari, konseptor damai Aceh, mengimbau agar eks GAM tetap berkomitmen pada perjanjian Helsinki.
Pemerintah harus tegas dalam soal ini. Warga merasakan damai masih bersifat semu. Perdamaian di Aceh harus tetap dijaga agar kondisi di sana kondusif. Oleh karena itu, semua elemen di Nanggroe Aceh Darussalam (terutama mantan GAM) harus mendukung implementasi perjanjian Helsinki itu.
TEUKU FACHRI
Samarinda, Kalimantan Timur
Redaksi menerima surat senada dari Cut Anggi di Bogor, Jawa Barat; Sarjito di Lhok Seumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.
Parit untuk Hutan
TERNYATA, tak hanya Riau atau Kalimantan yang menemui jalan buntu bila terjadi kebakaran hutan. Australia juga panik bila ditimpa bencana kebakaran ini. Terlepas siapa atau apa penyebabnya, jika kebakaran sudah pada tingkat mencemaskan dan menelan korban harta dan jiwa, upaya utama yang dilakukan tentulah memadamkannya. Tapi manusia tak berdaya.
Dampaknya hebat. Ratusan orang meninggal. Sementara di Riau juga Kalimantan, bagai api dalam sekam. Apinya kurang kelihatan, tapi asapnya membuat gelap negeri. Penerbangan bisa ditunda atau dialihkan. Lebih parah lagi, dampak jangka panjangnya, kesehatan masyarakat terganggu.
Saran saya, untuk mengurangi besarÂnya kobaran api dan luasnya wilayah yang terbakar serta kerugian yang akan diÂtanggung, ada baiknya pemerinÂtah mengkapling hutan dengan parit meÂngeÂlilingi. Ukurannya bisa setiap 50 hektare hutan dibuat kanal empat persegi. Gunanya, bila terjadi kebakaran hutan, bisa segera dicegah, atau memperkecil risiko. Wilayah yang terbakar bisa dikendalikan, dan tidak menyebar ke kapling yang lain.
PANDU SYAIFUL
Duri, Riau
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo